Senin, 29 Juli 2013

BERPUASA TAPI MENINGGALKAN SHOLAT

BERPUASA TAPI MENINGGALKAN SHALAT

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh..

Barangsiapa berpuasa tapi meninggalkan shalat, berarti ia meninggalkan rukun terpenting dari rukun-rukun Islam setelah tauhid.

Puasanya sama sekali tidak bermanfaat baginya, selama ia meninggalkan shalat. Sebab shalat adalah tiang agama, di atasnyalah agama tegak. Dan orang yang meninggalkan shalat hukumnya adalah kafir. Orang kafir tidak diterima amalnya.

Rasulullah bersabda,
"Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat, barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir. " (HR. Ahmad dan Para penulis kitab Sunan dari hadits Buraidah radhiallahu 'anhu)
At-Tirmidzi berkata : Hadits hasan shahih, Al-Hakim dan Adz-Dzahabi menshahihkannya ..

Jabir ra meriwayatkan,

Rasulullah bersabda, "(Batas) antara seseorang dengan kekafiran adalah meninggalkan shalat." (HR. Muslim, Abu Daud, At- Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Tentang keputusan-Nya terhadap orang-orang kafir,

Allah berfirman,
"Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan. "( QS. Al-Furqaan: 23).

Maksudnya, berbagai amal kebajikan yang mereka lakukan dengan tidak karena Allah, niscaya Kami hapus pahalanya, bahkan Kami menjadikannya sebagai debu yang beterbangan.
Demikian pula halnya dengan meninggalkan shalat berjamaah atau mengakhirkan shalat dari waktunya.
Perbuatan tersebut merupakan maksiat dan dikenai ancaman yang keras.

Allah berfirman, "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu)orang-orang yang lalai dari shalatnya." (Al-Maa'un: 4-5).

Maksudnya,mereka lalai dari shalat sehingga waktunya berlalu. Kalau Nabi SAW tidak mengizinkan shalat di rumah kepada orang buta yang tidak mendapatkan orang yang menuntunnya ke masjid,bagaimana pula halnya dengan orang yang pandangannya tajam dan sehat yang tidak memiliki udzur.?

Berpuasa tetapi dengan meninggalkan shalat atau tidak berjamaah merupakan pertanda yang jelas bahwa ia tidak berpuasa karena mentaati perintah Tuhannya. Jika tidak demikian, kenapa ia meninggalkan kewajiban yang utama (shalat)?

Padahal kewajiban-kewajiban itu merupakan satu rangkaian utuh yang tidak terpisah-pisah, bagian yang satu menguatkan bagian yang lain.

Catatan Penting dari admin..

Setiap muslim wajib berpuasa karena iman dan mengharap pahala Allah,tidak karena riya' (agar dilihat orang), sum'ah (agar didengar orang),ikut-ikutan orang, toleransi kepada keluarga atau masyarakat tempat ia tinggal. Jadi, yang memotivasi dan mendorongnya berpuasa hendaklah karena imannya bahwa Allah mewajibkan puasa tersebut atasnya,serta karena mengharapkan pahala di sisi Allah dengan puasanya. Demikian pula halnya dengan Qiyam Ramadhan (shaiat malam/ tarawih), ia wajib menjalankannya karena iman dan mengharap pahala Allah, tidak karena sebab lain.

Karena itu Nabi SAW bersabda,
"Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, barangsiapa melakukan shalat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan barangsiapa melakukan shalat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala Allah,niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Muttafaq 'Alaih).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon dukungan komentarnya ya