Senin, 01 Juli 2013

HIKMAH KEIKLASAN

KEIKHLASAN YG BISA
MENAKLUKKAN IBLIS - Ibnu
Qudamah menyebutkan suatu riwayat
dari al Hasan berkata,”Dahulu pernah
ada satu pohon yang disembah selain
Allah swt maka datanglah seorang
laki-laki yang mengatakan,”Aku pasti
akan menebang pohon ini.” Maka ia
pun mendatanginya dan ingin
menebangnya semata-semata murka
karena Allah. Setan yang menyerupai
manusia mencoba menghampirinya dan
berkata,”apa yang engkau inginkan?’
laki-laki itu menjawab,’Aku ingin
menebang pohon ini yang disembah
selain Allah.’ dia itu berkata,’Jika
memang engkau tidak menyembahnya
maka pohon yang disembah ini tidak
akan merugikanmu?
Laki-laki itu berkata,’Aku pasti
menebangnya.’ Dia berkata
kepadanya,’apakah engkau mau
sesuatu yang lebih baik daripada
menebang pohon ini, jika kamu tidak
menebangnya maka kamu akan
mendapatkan dua dinar pada esok
hari dari bawah bantalmu.’ Laki-laki
itu mengatakan,’siapa yang
memberikan itu kepadaku.’ Dia
berkata,’aku’.
Lalu laki-laki itu pun kembali pulang
dan pada keesokan harinya dia
mendapati dua dinar dari bawah
bantalnya. Kemudian pada esok
harinya lagi dia tidak mendapatinya
lagi dan ia pun murka dan ingin
menebang pohon itu. Maka setan yang
menyerupai manusia menemuinya dan
berkata,’apa yang kamu inginkan?’
dia berkata,’Aku ingin memotong
pohon ini yang disembah selain Allah.’
Dia berkata,’kamu bohong, aku akan
menghalangimu dari menebangnya,’
laki-laki itu pun berusaha
menebangnya namun dia
menghalanginya dan terjadi
pergumulan sehingga ia mampu
mencekik laki-laki itu, dan
berkata,”Tahukah kamu siapa aku?’
maka dia pun memberitahukannya
bahwa dirinya adalah setan. Setan
berkata,’pada pertama kali engkau
datang adalah semata-mata murka
karena Allah sehingga aku tidak
memiliki jalan untuk menghalangimu.
Maka aku pun memperdayamu dengan
dua dinar kemudian aku
menghentikannya. Dan tatkala
engkau tidak mendapatkannya lagi
maka engkau pun murka karena dua
dinar itu sehingga aku bisa
menguasaimu.” (Mikhtashar Minhaj al
Qosidhin hal 348)
Dikisahkan dari Abu Tsumamah bahwa
orang-orang al Hawariyyin pernah
bertanya kepada Isa as tentang
orang-orang yang ikhlas. Maka beliau
as menjawab,”yaitu orang yang
beramal dan tidak menyukai pujian
orang lain.” (Al Jami’ Li Ahkamil
Qur’an jilid V hal 389)
Kemudian mengapa iblis tidak bisa
menyesatkan orang-orang yang ikhlas
atau menyimpangkan dari jalan
kebenaran ? Hal itu dikarenakan
mereka adalah orang-orang yang
senantiasa menjadikan seluruh
aktivitas ibadahnya hanya untuk
Allah swt saja, bukan untuk riya atau
mencari kemasyhuran di mata
manusia. Keikhlasannya menjadi
benteng dan pertahanan yang sangat
kokoh untuk bisa ditembus oleh setan
apalagi dikuasai oleh mereka.
Dalam hal ini, bisa kita simak
penuturan Sayyid Qutb yang
menjelaskan tentang hal ini, dia
mengatakan bahwa makna firman-
Nya “Sesungguhnya hamba-hamba-
Ku’’ yang ikhlas untuk-Ku maka tidak
ada kuasa bagimu (setan) untuk
menguasai mereka, tidak bisa
mempengaruhi mereka, tidak bisa
engkau jadikan mereka memandang
indah perbuatan maksiat karena
kamu terpenjara dihadapan mereka,
karena mereka berada didalam suatu
penjagaan yang kokoh dari
gangguanmu, karena jalan masukmu
kedalam diri mereka terkunci. Mereka
adalah orang-orang yang
menggantungkan pandangan mereka
kepada Allah dan mengetahui tipu
dayanya dengan fitrah mereka yang
berhubungan erat dengan Allah swt.
(Fi Zhilalil Qur’an juz IV hal 2142)
Iblis meminta kepada Allah swt Agar
dirinya ditangguhkan hingga hari
kiamat dan bertekad untuk menggoda
anak-anak Adam agar mengikuti
langkah-langkahnya dan kelak juga
akan memasuki neraka bersamanya,
sebagaimana firman Allah swt :
Artinya : “Iblis berkata: "Ya Tuhanku,
oleh sebab Engkau telah memutuskan
bahwa aku sesat, pasti aku akan
menjadikan mereka memandang baik
(perbuatan ma’siat) di muka bumi,
dan pasti aku akan menyesatkan
mereka semuanya, Kecuali hamba-
hamba Engkau yang mukhlis di antara
mereka" Allah berfirman: "Ini adalah
jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah
(menjaganya). Sesungguhnya hamba-
hamba-Ku tidak ada kekuasaan
bagimu terhadap mereka, kecuali
orang-orang yang mengikut kamu,
yaitu orang-orang yang sesat. (QS.
Al Hijr : 39 – 42)
Al Qurthubi mengatakan bahwa
“memandang baik” memiliki dua makna :
bisa berarti (memandang baik)
perbuatan maksiat dan bisa juga
bermakna mereka disibukkan oleh
perhiasan dunia dari ketaatan
kepada Allah swt.
Sedangkan makna “pasti aku akan
menyesatkan mereka” adalah
menyesatkan mereka dari jalan
petunjuk. Diriwayatkan oleh Ibnu al
Hai’ah dari Abdullah dari Daraj Abi as
Samh dari Abi al Haitsam dari Abi
said al Khudriy bahwa Rasulullah saw
bersabda,”Sesungguhnya iblis
berkata,’Wahai Allah demi keagungan
dan kebesaran-Mu pasti aku akan
menyesatkan anak-anak Adam
selama ruh mereka berada didalam
jasad mereka.’ Maka Allah
berkata,’demi keagungan dan
kebesaran-Ku pasti aku akan
mengampuni mereka yang meminta
ampunan kepada-Ku.”
Firman-Nya,” kecuali hamba-hamba
Engkau yang mukhlis di antara
mereka" para penduduk Madinah dan
Kufah membaca dengan
memfathahkan laam yang berarti
orang-orang yang Engkau pilih dan
ikhlas. Sedangkan yang lainnya
membaca dengan mengkasrahkan laam
yang berarti orang-orang yang
mengikhlaskan ibadah untuk-Mu dari
kerusakan atau riya.

1 komentar:

mohon dukungan komentarnya ya