Rabu, 10 Juli 2013

PERBANYAK AMAL SHALIH

PERBANYAK AMAL
SHALIH DGN DASAR IMAN -
Sesungguhnya iman adalah syarat
sah dan diterimanya amal shalih.
Bahkan, tidaklah disebut amal shalih
kecuali dengan iman. Sementara iman
menuntut amal shalih. Yakni keyakinan
yang mantap yang membuahkan amal
shalih oleh anggota tubuhnya berupa
mengerjakan amal-amal wajib dan
sunnah. Maka siapa yang
menggabungkan antara iman dan amal
shalih, "maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kami beri
balasan kepada mereka dengan pahala
yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan." (QS. Al-Nahl: 97)

Al-Imam Abu Bakar Muhammad bin
Husain al-Ajuri al-Syafi'I berkata:
"Ketahuilah oleh kalian –semoga Allah
merahmati kami dan kalian- wahai
Ahlul Qur'an, wahai Ahlul Ilmi, wahai
Ahlus Sunan wal Atsar, dan wahai
orang-orang yang telah Allah 'Azza
wa Jalla beri taufiq dalam dien ini
berupa pengetahuan halal dan haram,
Jika kalian mentadaburi Al-Qur'an
sebagaimana Allah 'Azza wa Jalla
telah perintahkan kepada kalian
pastilah kalian tahu bahwa Alah 'Azza
wa Jalla telah mewajibkan kepada
kaum mukminin beramal (shalih)
sesudah mereka beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya.
Dan sesungguhnya Allah 'Azza wa
Jalla tidaklah Allah memuji dan
memberikan keridhaan kepada orang-
orang beriman serta memasukkan
mereka ke dalam surga dan
menjauhkan mereka dari neraka
kecuali dengan iman dan amal shalih.
Allah telah menggandengkan amal
shalih bersama iman. Allah tidak
memasukkan mereka ke surga hanya
dengan klaim iman semata sehingga
mereka menggabungkan amal shalih
yang telah Allah beri beri taufiq
kepadanya ke dalam imannya.
Sehingga jadilah iman seseorang itu
tidak sempurna kecuali ia
membenarkan dengan hatinya,
mengucapkan dengan lisannya, dan
mengamalkan iman dengan anggota
badannya. Tidak diragukan lagi, siapa
yang meneliti Al-Qur'an ia akan
mendapatkan sebagaimana yang telah
aku sebutkan.
Ketahuilah –semoga Allah merahmati
kami dan kalian- sungguh aku telah
meneliti isi Al-Qur'an, aku dapatkan di
59 tempat dari Kitabullan 'Azza wa
Jalla apa yang telah aku sebutkan.
Bahwa Allah Tabaraka Wa Ta'ala
tidak memasukkan orang-orang
beriman ke dalam surga dengan iman
semata. tetapi Allah masukkan
mereka ke dalam surga dengan
rahmat-Nya kepada mereka dan
dengan taufiq-Nya kepada mereka
berupa iman dan amal shalih."
. . . Allah tidak memasukkan mereka ke
surga hanya dengan klaim iman
semata sehingga mereka
menggabungkan amal shalih yang telah
Allah beri beri taufiq kepadanya ke
dalam imannya. . .
Kemudian beliau menyebutkan
beberapa ayat Al-Qur'an, di
antaranya:
َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ِﺮِّﺸَﺑَﻭ ﺍﻮُﻨَﻣﺁ ﺍﻮُﻠِﻤَﻋَﻭ
ِﺕﺎَﺤِﻟﺎَّﺼﻟﺍ َّﻥَﺃ ْﻢُﻬَﻟ ﻱِﺮْﺠَﺗ ٍﺕﺎَّﻨَﺟ ْﻦِﻣ
ﺎَﻬِﺘْﺤَﺗ ُﺭﺎَﻬْﻧَﺄْﻟﺍ
"Dan sampaikanlah berita gembira
kepada mereka yang beriman dan
beramal shalih, bahwa bagi mereka
disediakan surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya." (QS. Al-
Baqarah: 25)
ْﻦَﻣَﻭ ﺎًﻨِﻣْﺆُﻣ ِﻪِﺗْﺄَﻳ ْﺪَﻗ َﻞِﻤَﻋ
ِﺕﺎَﺤِﻟﺎَّﺼﻟﺍ َﻚِﺌَﻟﻭُﺄَﻓ ُﻢُﻬَﻟ ُﺕﺎَﺟَﺭَّﺪﻟﺍ
ﻰَﻠُﻌْﻟﺍ
"Dan barang siapa datang kepada
Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi
sungguh-sungguh telah beramal
saleh, maka mereka itulah orang-
orang yang memperoleh tempat-
tempat yang tinggi (mulia)." (QS.
Thaahaa: 25)
ْﻞَﻤْﻌَﻳ ْﻦَﻣَﻭ َﻦِﻣ ِﺕﺎَﺤِﻟﺎَّﺼﻟﺍ ْﻦِﻣ ٍﺮَﻛَﺫ
ﻰَﺜْﻧُﺃ ْﻭَﺃ َﻮُﻫَﻭ ٌﻦِﻣْﺆُﻣ َﻚِﺌَﻟﻭُﺄَﻓ
َﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ َﻥﻮُﻠُﺧْﺪَﻳ ﺎَﻟَﻭ َﻥﻮُﻤَﻠْﻈُﻳ
ﺍًﺮﻴِﻘَﻧ
"Barang siapa yang mengerjakan
amal-amal saleh, baik laki-laki maupun
wanita sedang ia orang yang beriman,
maka mereka itu masuk ke dalam
surga dan mereka tidak dianiaya
walau sedikit pun." (QS. Al-Nisa': 124)
َﻞِﻤَﻋ ْﻦَﻣ ﺎًﺤِﻟﺎَﺻ ْﻦِﻣ ٍﺮَﻛَﺫ ﻰَﺜْﻧُﺃ ْﻭَﺃ
َﻮُﻫَﻭ ٌﻦِﻣْﺆُﻣ َّﻦَﻴِﻴْﺤُﻨَﻠَﻓ ُﻩ ًﺔَﺒِّﻴَﻃ ًﺓﺎَﻴَﺣ
َّﻦَﻳِﺰْﺠَﻨَﻟَﻭ ْﻢُﻫ ِﻦَﺴْﺣَﺄِﺑ ْﻢُﻫَﺮْﺟَﺃ ﺎَﻣ
ﺍﻮُﻧﺎَﻛ َﻥﻮُﻠَﻤْﻌَﻳ
"Barang siapa yang mengerjakan amal
saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan." (QS. Al-Nahl: 97)
'Iman' Semata Belum Cukup
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah
mewanti-wanti hambanya agar tidak
beragama seperti orang Ahli kitab
terdahulu. Beragama mereka berhenti
pada klaim dan kebanggaan semata.
Mereka tidak ikuti pengakuan iman
dengan ketundukan diri untuk taat
menjalankan perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya.
ِﺖَﻟﺎَﻗَﻭ ُﺩﻮُﻬَﻴْﻟﺍ ﻯَﺭﺎَﺼَّﻨﻟﺍَﻭ ُﻦْﺤَﻧ
ِﻪَّﻠﻟﺍ ُﺀﺎَﻨْﺑَﺃ ُﻩُﺅﺎَّﺒِﺣَﺃَﻭ ْﻞُﻗ َﻢِﻠَﻓ
ْﻢُﻜُﺑِّﺬَﻌُﻳ ْﻢُﻜِﺑﻮُﻧُﺬِﺑ
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani
mengatakan:"Kam i ini adalah anak-
anak Allah dan kekasih-kekasih -
Nya". Katakanlah: "Maka mengapa
Allah menyiksa kamu karena dosa-
dosamu?"." (QS. Al-Maidah: 18)
Imam Qatadah, al-Dhahak, dan
selainnya berkata: Kaum muslimin
(para sahabat Nabi) dan ahli kita
saling berbangga. Ahlu Kitab berkata,
"Nabi kami sebelum nabi kalian dan
kitab kami sebelum kitab kalian,
karenanya kami lebih mulia di sisi Allah
dari kalian." Kaum muslimin menjawab,
"Kami lebih mulia di sisi Allah daripada
kalian karena nabi kami adalah
penutup para nabi dan kita kami
menjadi pemutus atas kitab-kita
sebelumnya." Kemudian Allah turunkan,
َﺲْﻴَﻟ ﻢُﻜِّﻴِﻧﺎَﻣَﺄِﺑ ْ ِّﻲِﻧﺎَﻣَﺃ ﺎَﻟَﻭ ِﻞْﻫَﺃ
ِﺏﺎَﺘِﻜْﻟﺍ ْﻦَﻣ ﺍًﺀﻮُﺳ ْﻞَﻤْﻌَﻳ َﺰْﺠُﻳ ِﻪِﺑ
ﺎَﻟَﻭ ْﺪِﺠَﻳ ُﻪَﻟ ْﻦِﻣ ِﻥﻭُﺩ ﺎًّﻴِﻟَﻭ ِﻪَّﻠﻟﺍ
ﺍًﺮﻴِﺼَﻧ ﺎَﻟَﻭ
"(Pahala dari Allah) itu bukanlah
menurut angan-anganmu yang kosong
dan tidak (pula) menurut angan-
angan Ahli Kitab. Barang siapa yang
mengerjakan kejahatan, niscaya akan
diberi pembalasan dengan kejahatan
itu dan ia tidak mendapat pelindung
dan tidak (pula) penolong baginya
selain dari Allah." (QS. Al-Nisa': 123)
Kemudian Allah sebutkan siapa yang
akan mulia disi Allah dan berhak
memasuki surga-Nya,
ْﻞَﻤْﻌَﻳ ْﻦَﻣَﻭ َﻦِﻣ ِﺕﺎَﺤِﻟﺎَّﺼﻟﺍ ْﻦِﻣ ٍﺮَﻛَﺫ
ﻰَﺜْﻧُﺃ ْﻭَﺃ َﻮُﻫَﻭ ٌﻦِﻣْﺆُﻣ َﻚِﺌَﻟﻭُﺄَﻓ
َﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ َﻥﻮُﻠُﺧْﺪَﻳ ﺎَﻟَﻭ َﻥﻮُﻤَﻠْﻈُﻳ
ﺍًﺮﻴِﻘَﻧ
"Barang siapa yang mengerjakan
amal-amal saleh, baik laki-laki maupun
wanita sedang ia orang yang beriman,
maka mereka itu masuk ke dalam
surga dan mereka tidak dianiaya
walau sedikit pun." (QS. Al-Nisa': 124)
. . . berislam itu tidak cukup dengan
berhayal dan berangan-angan
semata. Tapi harus ada aksi nyata
dari keislamannya, berupa ketundukan
diri dan keiskhlasan untuk
mengerjakan ketaatan dan amal
shalih. . .
Kesimpulannya
Kebahagiaan di dunia dan akhirat
didapatkan dengan iman dan amal
shalih. Klaim iman yang kuat namun
kosong dari amal shalih tidaklah
mendatangkan manfaat bagi
pelakunya. Sehingga ia
menggabungkan amal shalih dalam
imannya.
Dari sini kita tahu, berislam itu tidak
cukup dengan berhayal dan berangan-
angan semata. Tapi harus ada aksi
nyata dari keislamannya, berupa
ketundukan diri dan keiskhlasan untuk
mengerjakan ketaatan dan amal
shalih. Siapa yang sedikit amalnya
tidak akan menjadi mulia hanya
karena keturunannya, jabatannya,
atau kekayaannya. Wallahu Ta'ala
A'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon dukungan komentarnya ya