Minggu, 28 Juli 2013

CONTOH TELADAN SEORANG PEMIMPIN

Wajah Umar bin Khattab terlihat
murung. Ekspresinya menggambarkan
seseorang yang terkena musibah dan
menanggung beban amat berat.
Hari itu adalah hari
pengangkatannya sebagai khalifah,
menggantikan Abu Bakar ash-Shiddiq
yang telah wafat. Tidak terlihat
wajah kegembiraan terkait terpilihnya
dia sebagai khalifah. Itu terlihat dari
pidatonya.
"Hai umat Muhammad! Saya telah
diangkat sebagai pemimpin kalian.
Seandainya tidaklah didorong oleh
harapan bahwa saya menjadi orang
yang terbaik di antara kalian, orang
yang terkuat bagi kalian, dan orang
yang paling teguh mengurusi urusan-
urusan kalian, tidaklah saya menerima
jabatan ini. Sungguh berat bagi Umar,
menunggu datangnya saat
perhitungan."
Tidak ada yang lebih membebani
pikiran Umar selain bagaimana
melaksanakan amanah kepemimpinan
ini dan mempertanggungj awabkannya
di hadapan Allah kelak. Suatu
pemandangan yang tidak biasa kita
lihat bahwa ada seseorang yang
terpilih menjadi penguasa, namun
merasa ketakutan dan bersedih.
Kondisi sebaliknya justru yang sering
kita lihat. Seseorang yang terpilih
sebagai penguasa terlihat sangat
senang dan merasa bersyukur atas
keterpilihannya .
Sesungguhnya amanah kepemimpinan
adalah sesuatu yang sangat berat.
"Sesungguhnya seorang penguasa
adalah pengurus (urusan rakyatnya)
dan ia bertanggung jawab terhadap
rakyat yang diurusnya." (HR Muslim
dan Ahmad).
Tanggung jawab seorang pimpinan
terhadap rakyatnya adalah menjamin
semua urusan individu rakyatnya
terpelihara dengan baik. Umar bin
Khattab sangat khawatir jika sampai
ada keledai yang terjatuh di jalanan
akibat jalan yang berlubang. Karena
itu, ia segera memperbaikinya.
Keadilan dan kesederhanaan adalah
hal yang melekat pada sosok
kepemimpinan Umar. Di saat penguasa
lain tinggal di istana dengan
singgasana dan kehidupan yang
mewah, Umar hidup di rumah
sederhana di antara gang-gang kecil
dengan pakaian sederhana.
Umar sangat hati-hati dalam
membelanjakan harta negara. Dia
mematikan lampu minyak di ruangan
kantornya, ketika anaknya
mengunjunginya di malam hari untuk
membicarakan masalah keluarga.
Umar sungguh khawatir dia
menghabiskan minyak lampu yang
berasal dari uang rakyat ketika
sedang membicarakan masalah pribadi
bersama anaknya.
Sikap penguasa yang amanah terlahir
dari keimanan yang kuat. Sebagai
salah satu sahabat yang telah dijamin
Rasulullah SAW masuk surga,
kekuatan iman Umar tidak diragukan.
Setiap malam sebelum tidur, dia selalu
menghisab dirinya atas apa yang
sudah dilakukannya sepanjang hari.
Umar berkata, "Hisablah diri kalian
sebelum kalian dihisab, dan berhiaslah
(bersiaplah) kalian untuk akhirat
(yaumul hisab)."
Umar telah mengajarkan kepada kita
semua, kepada para pemimpin dan
calon penguasa, untuk senantiasa
berpegang teguh pada aturan yang
telah digariskan dalam menjalankan
roda kepemimpinan. Dengan cara
seperti itu, diharapkan Sang Pemilik
Alam Semesta juga akan senantiasa
melindungi dan menolong para pemimpin
dalam menjalankan amanah yang
diberikan kepada-Nya. Insya Allah.
Aamiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon dukungan komentarnya ya