Senin, 01 Juli 2013

BAHAYA IRI HATI

JANGAN NGIRI SOAL
REJEKI ORANG LAIN - Tidak perlu
merasa iri hati dengan rizki orang lain.
Kita dilapangkan rizki, itu adalah ujian.
Kita disempitkan rizki, itu pula ujian.
Dilapangkan rizki agar kita diuji
apakah termasuk orang yang
bersyukur atau tidak. Disempitkan
rizki agar kita diuji termasuk orang
yang bersabar ataukah tidak. Maka
tergantung kita dalam menyikapi rizki
yang Allah berikan. Tidak perlu
bersedih jika memang kita tidak
ditakdirkan mendapatkan rizki
sebagaimana saudara kita. Allah
tentu saja mengetahui manakah yang
terbaik bagi hamba-Nya. Cobalah pula
kita perhatikan bahwa rizki dan
nikmat bukanlah pada harta saja.
Kesehatan badan, nikmat waktu
senggang, bahkan yang terbesar dari
itu yaitu nikmat hidayah Islam dan
Iman, itu pun termasuk nikmat yang
patut disyukuri. Semoga bisa jadi
renungan berharga.
Ayat yang patut direnungkan adalah
firman Allah Ta’ala,
ﺎَّﻣَﺄَﻓ ُﻥﺎَﺴْﻧِﺈْﻟﺍ ﺍَﺫِﺇ ﺎَﻣ ُﻩﺎَﻠَﺘْﺑﺍ
ُﻪُّﺑَﺭ ُﻝﻮُﻘَﻴَﻓ ُﻪَﻤَّﻌَﻧَﻭ ُﻪَﻣَﺮْﻛَﺄَﻓ ﻲِّﺑَﺭ
(15) ِﻦَﻣَﺮْﻛَﺃ ﺎَّﻣَﺃَﻭ ﺍَﺫِﺇ ﺎَﻣ ُﻩﺎَﻠَﺘْﺑﺍ
ِﻪْﻴَﻠَﻋ َﺭَﺪَﻘَﻓ ُﻝﻮُﻘَﻴَﻓ ُﻪَﻗْﺯِﺭ ﻲِّﺑَﺭ
ِﻦَﻧﺎَﻫَﺃ 16) )
“Adapun manusia apabila Tuhannya
mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan
diberi-Nya kesenangan, Maka Dia
akan berkata: “Tuhanku telah
memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya
mengujinya lalu membatasi rizkinya
Maka Dia berkata: “Tuhanku
menghinakanku“. (QS. Al Fajr:
15-16)
Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan
ayat di atas, “Dalam ayat tersebut,
Allah Ta’ala mengingkari orang yang
keliru dalam memahami maksud Allah
meluaskan rizki. Allah sebenarnya
menjadikan hal itu sebagai ujian.
Namun dia menyangka dengan luasnya
rizki tersebut, itu berarti Allah
memuliakannya. Sungguh tidak
demikian, sebenarnya itu hanyalah
ujian. Sebagaimana Allah Ta’ala
berfirman,
َﻥﻮُﺒَﺴْﺤَﻳَﺃ ْﻢُﻫُّﺪِﻤُﻧ ﺎَﻤَّﻧَﺃ ِﻪِﺑ ْﻦِﻣ ٍﻝﺎَﻣ
ُﻉِﺭﺎَﺴُﻧ َﻦﻴِﻨَﺑَﻭ ْﻢُﻬَﻟ ﻲِﻓ ِﺕﺍَﺮْﻴَﺨْﻟﺍ
ﻞَﺑ ﻻ َﻥﻭُﺮُﻌْﺸَﻳ
“Apakah mereka mengira bahwa harta
dan anak-anak yang Kami berikan
kepada mereka itu (berarti bahwa),
Kami bersegera memberikan kebaikan-
kebaik an kepada mereka? Tidak,
sebenarnya mereka tidak
sadar.” (QS. Al Mu’minun: 55-56)
Sebaliknya, jika Allah menyempitkan
rizki, ia merasa bahwa Allah
menghinangkanny a. Sebenarnya
tidaklah sebagaimana yang ia sangka.
Tidaklah seperti itu sama sekali. Allah
memberi rizki itu bisa jadi pada orang
yang Dia cintai atau pada yang tidak
Dia cintai. Begitu pula Allah
menyempitkan rizki pada pada orang
yang Dia cintai atau pun tidak.
Sebenarnya yang jadi patokan ketika
seseorang dilapangkan dan
disempitkan rizki adalah dilihat dari
ketaatannya pada Allah dalam dua
keadaan tersebut. Jika ia adalah
seorang yang berkecukupan, lantas ia
bersyukur pada Allah dengan nikmat
tersebut, maka inilah yang benar
Dengki itu akan melahap kebaikan
seseorang sebagaimana api melahap
kayu bakar yang kering karena
biasanya orang yang hasad itu akan
melanggar hak-hak orang yang tidak
dia sukai dengan menyebutkan
kejelekan-kejel ekannya, berupaya
agar orang lain membencinya,
merendahkan martabatnya dll. Ini
semua adalah dosa besar yang bisa
melahap habis berbagai kebaikan yang
ada.
ﻻَﻭ ﺍْﻮَّﻨَﻤَﺘَﺗ ﺎَﻣ ُﻪَّﻠﻟﺍ َﻞَّﻀَﻓ ِﻪِﺑ
ﻰَﻠَﻋ ْﻢُﻜَﻀْﻌَﺑ ٍﺾْﻌَﺑ ٌﺐﻴِﺼَﻧ ِﻝﺎَﺟِّﺮﻠِﻟ
ﺎَّﻤِﻣ ﺍﻮُﺒَﺴَﺘْﻛﺍ ٌﺐﻴِﺼَﻧ ِﺀﺎَﺴِّﻨﻠِﻟَﻭ ﺎَّﻤِﻣ
َﻦْﺒَﺴَﺘْﻛﺍ ﺍﻮُﻟَﺄْﺳﺍَﻭ َﻪَّﻠﻟﺍ ِﻪِﻠْﻀَﻓ ْﻦِﻣ
َﻪَّﻠﻟﺍ َّﻥِﺇ َﻥﺎَﻛ ِّﻞُﻜِﺑ ﺎًﻤﻴِﻠَﻋ ٍﺀْﻲَﺷ
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap
apa yang dikaruniakan Allah kepada
sebahagian kamu lebih banyak dari
sebahagian yang lain. (karena) bagi
orang laki-laki ada bahagian dari pada
apa yang mereka usahakan, dan bagi
Para wanita (pun) ada bahagian dari
apa yang mereka usahakan, dan
mohonlah kepada Allah sebagian dari
karunia-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui segala
sesuatu.” (QS. an Nisa’: 32)

1 komentar:

mohon dukungan komentarnya ya