Rabu, 10 Juli 2013

TIGA NASEHAT RASULLULAH

TIGA NASEHAT RASULLULAH
MUHAMMAD SAW
Tiga Nasehat Rasullulah Muhammad
SAW , Rasulullah SAW pernah
memberikan tiga buah nasehat
kepada kedua sehabatnya Abu
Dzar Jundub bin Junadah dan Abu
Abdurrahman bin Jabal:
Bertakwalah kamu kepada Allah
dimanapun kamu berada, dan
ikutilah kesalahanmu dengan
kebaikan niscaya ia dapat
menghapuskannya. Dan
pergaulilah manusia dengan
akhlak terpuji.(HR. Tirmidzi)
Tiga pesan Rasulullah SAW tersebut
layak untuk kita perhatikan karena
sangat berkaitan erat dengan
kehidupan kita sehari-hari.

BERTAQWA DIMANA SAJA
Definisi dari kata taqwa dapat
dilihat dari percakapan antara
sahabat Umar dan Ubay bin Ka’ab
RA. Suatu ketika sahabat Umar
RA bertanya kepada Ubay bin
Ka’ab apakah taqwa itu? Dia
menjawab; “Pernahkah kamu melalui
jalan berduri?” Umar menjawab;
“Pernah!” Ubay menyambung, “Lalu
apa yang kamu lakukan?” Umar
menjawab; “Aku berhati-hati,
waspada dan penuh keseriusan.”
Maka Ubay berkata; “Maka
demikian pulalah taqwa!”
Sedang menurut Sayyid Qutub
dalam tafsirnya—Fi Zhilal al-Qur`an
—taqwa adalah kepekaan hati,
kehalusan perasaan, rasa khawatir
yang terus menerus dan hati-hati
terhadap semua duri atau halangan
dalam kehidupan.
NASEHAT RASULULLAH
SAW
Kalau ada suatu iklan minuman
ringan: “Dimana saja dan kapan saja
…”, maka nasehat Nabi SAW ini
menunjukkan bahwa kita harus
bertaqwa dimana saja. Sedang
perintah taqwa kapan saja
terdapat dalam Al-Qur'an surat Ali
‘Imran [3]: 102:
“Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah sebenar-
benar takwa kepada-Nya; dan
janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama
Islam”
Jadi dimanapun dan kapanpun kita
harus menjaga ketaqwaan kita.
Taqwa dimana saja memang sulit
untuk dilakukan dan harus usaha
yang dilakukan harus ekstra keras.
Akan sangat mudah ketaqwaan itu
diraih ketika kita bersama orang
lain, tetapi bila tidak ada orang lain
maka maksiyat dapat dilaksanakan.
Sebagai contoh, ketika kita
berkumpul di dalam suatu pengajian
atau majelis zikir, pikiran dan
pandangan kita akan terjaga
dengan baik. Tetapi ketika kita
berjalan sendirian di suatu tempat
perbelanjaan, maka pikiran dan
pandangan kita bisa tidak terjaga.
Untuk menjaga ketaqwaan kita
dimanapun saja, maka perlunya kita
menyadari akan pengawasan Allah
SWT baik secara langsung maupun
melalui malaikat-Nya.
KEBAIKAN YANG
MENGHAPUSKAN
KESALAHAN
Setiap orang selalu melakukan
kesalahan. Hari ini mungkin kita
sudah melakukan kesalahan baik
yang kita sadari maupun yang tidak
kita sadari. Oleh sebab itu, segera
setelah kita berbuat kesalahan,
lakukan kebaikan. Kebaikan
tersebut dapat menghapuskan
kesalahan yang telah dilakukan.
Untuk dosa yang merugikan diri
sendiri, maka salah satu cara untuk
menghapusnya adalah dengan
bersedekah. Rasulullah SAW
bersabda: “Sedekah itu menghapus
kesalahan sebagaimana air
memadamkan api”. Maka ada orang
yang ketika dia sakit maka dia
memberikan sedekah agar
penyakitnya segera sembuh. Hal ini
dikarenakan segala penyakit yang
kita miliki itu adalah karena
kesalahan yang kita pernah
lakukan.
Sedang dosa yang dilakukan
terhadap orang lain, maka yang
perlu dilakukan adalah memohon
maaf, yang bagi beberapa orang,
sangat sulit untuk dilakukan.
Padahal Rasulullah SAW selalu minta
maaf ketika bersalah bahkan
terhadap Ibnu Ummi Maktum beliau
memeluknya dengan hangat seraya
berkata: “Inilah orangnya, yang
membuat aku ditegur oleh Allah…
(QS. ‘Abasa)”. Setelah minta maaf
kemudian sebaiknya bawalah
sesuatu hadiah atau makanan
kepada orang tersebut agar dia
senang, maka kesalahan tersebut
Insya Allah akan lebih cepat
dihapuskan.
AKHLAQ YANG TERPUJI
Akhlaq terpuji adalah keharusan
dari setiap muslim. Tidak memiliki
akhlaq tersebut akan dapat
mendekatkan seseorang dalam
siksaan api neraka. Dari beberapa
jenis akhlaq kita terhadap orang
lain, yang perlu diperhatikan adalah
akhlaq terhadap tetangga.
Barang siapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir
maka jangan menyakiti
tetangganya. (HR. Bukhari)
Dari Abu Syuraih RA, bahwa Nabi
Muhammad SAW bersabda: “ Demi
Allah seseorang tidak beriman, Demi
Allah seseorang tidak beriman, Demi
Allah seseorang tidak beriman.” Ada
yang bertanya: “Siapa itu Ya
Rasulullah?” Jawab Nabi: “Yaitu
orang yang tetangganya tidak
aman dari gangguannya.” (HR.
Bukhari)
Dari hadits tersebut, peringatan
Rasul sangat keras sampai diulangi
tiga kali yaitu tidak termasuk
golongan orang beriman bagi
tetangganya yang tidak aman dari
gangguannya. Maka terkadang kita
perlu instropeksi dengan
menanyakan kepada tetangga
apakah kita mengganggu mereka.

1 komentar:

  1. Subhanallah,, nasehat dan tuntunan Rasulullah amat sangat mulia.

    BalasHapus

mohon dukungan komentarnya ya