Rabu, 17 Juli 2013

BILA SOSOK JASAD JENAZAH DI FOTO INI ADALAH DIRI KITA

BILA SESOSOK JASAD JENAZAH DI FOTO INI ADALAH DIRI KITA ....
Bismillahir-Rah maanir-Rahim ...
Bila sesosok jasad di depan kita itu adalah diri kita … Mungkin pagi kemarin kita masih berjalan2 dengan teman2 kita…

Mungkin siang kemarin kita masih sempat mendengar sayup-sayup tausiah …
Atau mungkin sempat sejenak tidur bersantai menikmati hari …
Mungkin sore kemarin kita masih tertawa dan bercanda bersama
teman2 …
Tapi kini, inilah kita, terbujur kaku …
Wajah cakap kita tak bisa tersenyum lagi …
Tangan kuat kita tak bisa diangkat lagi …
Pikiran cerdas kita tak bisa berputar lagi …
Kaki lincah kita tak bisa bergerak lagi…
Di kanan kiri kita, mungkin ada ayah ibu kita …
atau ada saudara2 kita …
atau ada sahabat2 kita …
Yang menangisi kepergian kita, tapi mereka tak bisa berbuat apa2 …
Kita berusaha berbicara pada mereka …
Oh ayah … ada yang belum kusampaikan padamu, betapa aku ingin lebih banyak mengajakmu bicara …
Oh ibu … ada yang belum kuucapkan padamu, betapa aku menyesal lebih banyak aku membantah perkataanmu daripada mendengarkanmu dengan khusyu …
Oh saudara2ku … apa yang
kutinggalkan selain rasa sakit hati pada diri kalian karena buruknya sikapku? ..
Oh sahabat2ku, aku sering lupa
menyapamu dengan senyuman tulus setiap saat aku bertemu kalian …
Oh, betapa aku ingin mengatakan aku mencintai kalian … aku menyayangi
kalian …!!! Dengarkah kalian? Walau seberapa buruk sikapku, aku mencintai kalian!!! Dengarkah …??
Tapi tidak ada yang mendengar kita … karena lidah kita kini kelu … tak bisa berkata lagi …
Kita kelak akan diarak oleh keluarga dan kerabat, menuju peristirahatan terakhir ...
Saat itu, mungkin merupakan
perjumpaan terakhir ..
Karena setelahnya, kita akan sendiri
bersama tanah yang akan membaur
dengan tubuh kalian ...
Kaku … bisu … diam … hanya
keheningan yang menjadi teman kita
saat itu …
Kita sendirian! …
Datanglah malaikat Munkar dan Nakir
mendekat dan menanyakan kepada
kita …
Siapa Tuhanmu?
Apakah kita bisa menjawab lantang
“Allah”? Lidah kita gemetar, ia tak
bisa berbohong lagi, ia tak bisa
kaugunakan lagi untuk menutupi
kepalsuan kita …
Aku ingin menjawab Allah, tapi, lidah ku
ini tak bisa menyebutnya … yang
kuingat adalah aku terlalu banyak
mencintai duniaku …
Siapakah nama yang selalu terngiang
dalam pikiranku dan terucap dalam
lisanku selama ini, teman, .. pacar? ..
Bila selama ini dalam sehari-hari, yang
kita ingat bukanlah Allah, yakinkah
kita masih bisa mengingatnya di alam
kubur ini? Kalaupun kita
mengingatnya, yakinkah lidah kita
tidak akan kaku karena tak terbiasa
ia mengucapkan itu?
Saat yaumil hisab datang … Seperti
apakah kisah hidup kita ini kelak akan
kita ceritakan? Tidak, saat itu lidah
kita dikunci .. Akal cerdik kita
dihentikan ... Saatnya kejujuran
berbicara .. Lihatlah tangan kita,
kelak ia akan akan menjawabkan apa
yang telah kita lakukan ..
Sentuhlah kaki kita, kelak dialah yang
akan menjawabkan apa yang telah
kita lakukan. Rasakan hati kita, kelak
dialah yang akan berteriak tentang
apa yang dia rasa dan niatkan selama
ini ...
Mereka akan berteriak dengan tangis
terpendam karena saat itu ia tak
bisa lagi berbohong menutupi
kesalahan kita … tak bisa lagi
membisu menahan aib kita … tak bisa
lagi membela diri kita …
Setelah semua terungkap nanti …
yang ada hanya tinggal penyesalan …
Apalah artinya rasa senang di dunia
dulu?
Apa makanan enak kita pagi tadi
masih ada gunanya kini? Apa novel
yang kita baca kemarin masih ada
manfaatnya saat ini? Atau film yang
kita tonton minggu lalu masihkah
menyenangkan kita kini? Handphone
yang baru kita beli itu, apakah ada di
samping kita saat ini?
Pujian-pujian teman kita bahwa kita
hebat dalam berbagai hal apakah
masih bisa kita banggakan kini?
Tatapan kagum adik-adik kelas kita,
apakah masih dapat kita lihat kini?
Permintaan tolong dari orang-orang
sekitar kita, apakah masih membuat
kita merasa penting saat ini?
Bila setelah tirai diturunkan, tap!
Drama telah usai. Perjalanan telah
berakhir. Kita turun dari panggung
kehidupan dan di situlah hidup kita
yang sebenarnya…
Apa yang kita bawa di tangan kita?
Mungkin yang kita bawa adalah
hutang2 yang belum terbayar?
Amanah2 kita yang terlalaikan? Rasa
sakit hati teman2 kita yang
diabaikan?
Lalu mana amal kita? Ya Allah,
cukupkah ini untuk perjalanan panjang
ini? Kemarin saja ada kebaikan yang
kita tunda. Nanti saja lah, kan masih
ada waktu. Namun kini? Masihkah
ada? ..
Di mana kita kelak di akhirat berada?
Di deretan orang-orang dengan wajah
bersih bersinar? Atau deretan orang-
orang yang menunduk karena hangus
wajahnya karena banyaknya dosa
yang selama ini disembunyikan?
Di manakah kelak rumah abadi kita?
Apakah di Syurga tempat dimana
segala yang kita inginkan tersedia?
Atau di Neraka? Tempat dimana
segala yang kita pinta adalah sia-
sia? Tempat balasan atas hal-hal
maksiat yang telah kita lakukan di
dunia?
Setiap muslim akan masuk surga,
bukan?
Namun apakah sebelumnya kita
sempat merasakan api neraka itu?
Yang satu hari seperti seribu tahun
lamanya? Merasakannya untuk
semenit saja sanggupkah kita? Hanya
karena dosa yang tidak kita pintakan
taubatnya?
Bukan, bukan amal kita yang akan
memasukkan diri kita ke Syurga .. Tapi
rahmat Allah SWT! Maka hati kita,
jagalah selalu pada harapan akan
ridho Allah … Sikap kita, jagalah selalu
dalam ikhlas padaNya .. Lisan kita,
jagalah selalu agar selalu membuahkan
cinta padaNya … Harapkanlah Allah
dalam hati, Karena hanya Allah yang
dapat menolongmu, Sahabat …
Maka mulai hari ini hitunglah segala
amal … hitunglah segala kesalahan
kita … menangislah karena amal itu
belum juga cukup menutupi semua dosa
kita … Jagalah terus diri kita dalam
kebaikan ... Karena kita tak tahu
kapan batas akhir hidup kita …
Pada akhir cerita kehidupan kita,
apakah akhir yang indah atau
buruk? .. Apakah kita yakin, kelak kita
akan mati dalam kondisi sebaik ini? ..
Apakah kita mati dalam maksiat, atau
dalam amal ibadah? .. Apakah kita
mati saat kita sedang berbuat sia2,
atau saat kita sedang berbuat
kebajikan? ....
Karena hidup ini hanyalah perjalanan
sementara sahabat ... Kisah
senangnya hanya hiburan sesaat ...
Kisah sedihnya hanya ujian
sementara ...
Alam akhirat itulah hidup kita yang
sebenarnya sahabatku .. Maka
tanyalah dirimu .. buat apa aku di
dunia ini? Tugas apa yang harus
kutuntaskan di sini? Bagaimanakah
aku mengisi perjalanan ini? Apa yang
harus kusiapkan untuk hidupku nanti?
Bagaimana akhir hidupku ini nanti
kurencanakan?
Tanyakan pada dirimu … cari tahu
oleh dirimu … kerjakan olehmu saat ini
… mulai detik ini … karena waktu tak
dapat menunggu …
.... Segala puji bagi Allah, yang dengan
nikmat-Nya sempurnalah semua
kebaikan ....
Wallahu a'lam bishshawab, ..
... Semoga tulisan ini dapat membuka
pintu hati kita yang telah lama
terkunci ...
Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...
~ o ~
Semoga bermanfaat dan Penuh
Kebarokahan dari Allah ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE
jika menurut sahabat note ini
bermanfaat ....
# BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI #

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon dukungan komentarnya ya