Rabu, 05 Maret 2014

Amalan sholat dhuha

MOTIVASI RUTINITAS SHALAT DHUHA
Jamaah yg dirahmati Allah, sgra
sempetin sholat dhuha, karena ia
salah satu sarana syukur kt terhadap nikmat waktu pagi hari. Pagi hari itu istimewa, udaranya bersih, mataharinya pun mengandung vitamin hgga bayi-bayi mjadi sehat brjemur, smangat jg berasa, embun pagi mjadi hiasan, bayangin dah andai gak ada waktu pagi,misalnyal angsung ke siang betapa merananya kita?, makanan pun ada yg brasa enak disantap pd pagi hari semisal nasi uduk, bubur ayam, yg jadi jalan rizki tersendiri bg pedagangnya, sesiapa yg syukur Allah kan tambah nikmat, salah satunya dgn kita melanggengkan shalat dhuha, sebarin dah biar pahalanya, fadhillahnya nyamberkemana2 lakuin saban pagi, smoga jadi barokah kt semua, dunia dan akhirat,Insya Allah..Amin

Kemuliaan dunia n akirat

KEMULIAAN DUNIA DAN
AKHIRAT DENGAN SHALAT TAHAJUD
Qiyamullail (Shalat Sunnah di malam
hari) merupakan amal sunnah yang
sangat mulia. Bahkan, Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam
menyebutkannya sebagai shalat sunnah
yang paling utama sesudah shalat
fardhu. Ia menjadi salah satu sebab
tsabat (keteguhan) di atas al-haq
(kebenaran). Karenanya, Allah
Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan
kepada Rasul-Nya agar menegakkan
qiyamullail sebelum menerima perintah-
perintah yang berat dari Allah Ta’ala.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
ِﻢُﻗ ﺎَّﻟِﺇ َﻞْﻴَّﻠﻟﺍ ﺎًﻠﻴِﻠَﻗ ُﻪَﻔْﺼِﻧ ِﻭَﺃ ْﺺُﻘْﻧﺍ ُﻪْﻨِﻣ ﺎًﻠﻴِﻠَﻗ ْﻭَﺃ ْﺩِﺯ
ِﻪْﻴَﻠَﻋ ِﻞِّﺗَﺭَﻭ ﺎًﻠﻴِﺗْﺮَﺗ َﻥَﺁْﺮُﻘْﻟﺍ
“Bangunlah (untuk shalat) di malam hari,
kecuali sedikit (daripadanya). (Yaitu)
seperduanya atau kurangilah dari
seperdua itu sedikit atau lebih dari
seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu
dengan perlahan-lahan.” (QS. Al-
Muzzammil: 2)
Dalam ayat lain, “Sesungguhnya Kami
telah menurunkan Al Quran kepadamu
(hai Muhammad) dengan berangsur-
angsur. Maka bersabarlah kamu untuk
(melaksanakan) ketetapan Tuhanmu,
dan janganlah kamu ikuti orang yang
berdosa dan orang yang kafir di antar
mereka.Dan sebutlah nama Tuhanmu
pada (waktu) pagi dan petang. Dan
pada sebagian dari malam, maka
sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah
kepada-Nya pada bagian yang panjang
dimalam hari.” (QS. Al-Insan: 23-26)
Diberitakan oleh Ibunda ‘Aisyah
Radhiyallahu 'Anha, “Adalah Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak pernah
meninggalkan qiyamullail. Apabila beliau
sedang sakit atau lemah maka beliau
shalat sambil duduk.” (HR. Abu Dawud)
Al-Mughirah bin Syu’bah Radhiyallahu
'Anhu berkata: Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam shalat malam sampai kedua
tumit beliau bengkak. Lalu disampaikan
kepada beliau: Kenapa engkau masih
lakukan ini, padahal Allah telah
mengampuni dosamu yang telah lalu dan
akan dating. . . kemudian beliau
menjawab, “tidak bolehkah aku menjadi
hamba yang bersyukur.” (Muttafaq
‘alaih)
Qiyamullail bukan hanya untuk diri
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
semata. Keutamaannya juga berhak
diraih oleh para sahabat dan umatnya.
Karenanya, beliau perintahkan mereka
untuk menegakkan shalat malam.
Dari Bilal Radhiyallahu 'Anhu berkata,
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda,
ِﻡﺎَﻴِﻘِﺑ ْﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ ِﻞْﻴَّﻠﻟﺍ ُﻪَّﻧِﺈﻓ ُﺏْﺃَﺩ َﻦﻴِﺤِﻟﺎَّﺼﻟﺍ ،ْﻢُﻜَﻠْﺒَﻗ
ﻰﻟِﺇ ٌﺔَﺑْﺮُﻗﻭ ِﻪَّﻠﻟﺍ ،ﻰﻟﺎﻌﺗ ِﻦَﻋ ٌﺓﺎَﻬْﻨِﻣﻭ ،ِﻢﺛﻹﺍ ٌﺮﻴِﻔْﻜَﺗﻭ
ِﺕﺎَﺌِّﻴَّﺴﻠِﻟ
“Kerjakanlah shalat malam,
sesungguhnya shalat malam adalah
kebiasaan orang-orang shaleh sebelum
kalian, sebagai sarana mendekatkan
diri kepada Allah Ta’ala, menjadi
penghalang dari perbuatan dosa, dan
menghapuskan kesalahan.” (Dikeluarkan
oleh Imam At-Tirmidi, Al-Hakim
(1/308) dan Al-Baihaqi (dalam Al-
Sunnan al-Kubra 2/502. Dishahihkan
oleh Al-Hakim dan disepakati oleh Al-
Dzahabi, serta di-Hasankan oleh Al-
Hafidz Al-‘Iraaqi dalam Takhrij Al-Ihya’
1/321)
Dalam sabda beliau yang lain,
ﺎَﻬُّﻳَﺃ ُﺱﺎَّﻨﻟﺍ ﺍﻮُﺸْﻓَﺃ َﻡﺎَﻠَّﺴﻟﺍ َﻡﺎَﻌَّﻄﻟﺍ ﺍﻮُﻤِﻌْﻃَﺃَﻭ ﺍﻮُّﻠَﺻَﻭ
ُﺱﺎَّﻨﻟﺍَﻭ ٌﻡﺎَﻴِﻧ َﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ﺍﻮُﻠُﺧْﺪَﺗ ٍﻡﺎَﻠَﺴِﺑ
“Wahai manusia, tebarkanlah salam,
berilah makanan, dan shalatlah di saat
manusia tidur niscaya kami sekalian
akan masuk surga dengan
kesejahteraan.” (HR. Al-Tirmidzi, Ibnu
majah, Ahmad, dan lainnya)
Dapat dsiimpulkan bahwa shalat malam
menjadi ciri khas orang-orang shalih
dan menjadi sifat yang melekat pada
diri orang bertakwa yang menjadi ahli
surga. Beberapa ayat Al-Qur'an
menguatkan kesimpulan ini,
diantaranya:
Allah berfirman tentang para wali-Nya,
Ibaadurrahman (hamba-hamba pilihan
Allah Yang Mahapenyayang),
ُﺩﺎَﺒِﻋَﻭ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ِﻦَﻤْﺣَّﺮﻟﺍ َﻥﻮُﺸْﻤَﻳ ﻰَﻠَﻋ ﺎًﻧْﻮَﻫ ِﺽْﺭَﺄْﻟﺍ ﺍَﺫِﺇَﻭ
ﺍﻮُﻟﺎَﻗ َﻥﻮُﻠِﻫﺎَﺠْﻟﺍ ُﻢُﻬَﺒَﻃﺎَﺧ ﺎًﻣﺎَﻠَﺳ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍَﻭ َﻥﻮُﺘﻴِﺒَﻳ
ْﻢِﻬِّﺑَﺮِﻟ ﺍًﺪَّﺠُﺳ ﺎًﻣﺎَﻴِﻗَﻭ
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha
Penyayang itu (ialah) orang-orang
yang berjalan di atas bumi dengan
rendah hati dan apabila orang-orang
jahil menyapa mereka, mereka
mengucapkan kata-kata (yang
mengandung) keselamatan. Dan orang
yang melalui malam hari dengan bersujud
dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (QS.
Al-Furqan: 63-64)
Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala
tentang penghuni surga dari kalangan
orang-orang bertakwa dan sifat-sifat
mereka saat hidup di dunia,
َﻦﻴِﻘَّﺘُﻤْﻟﺍ َّﻥِﺇ ﻲِﻓ ٍﺕﺎَّﻨَﺟ ٍﻥﻮُﻴُﻋَﻭ َﻦﻳِﺬِﺧَﺁ ﺎَﻣ ْﻢُﻬُّﺑَﺭ ْﻢُﻫﺎَﺗَﺁ
ﺍﻮُﻧﺎَﻛ ْﻢُﻬَّﻧِﺇ َﻞْﺒَﻗ َﻚِﻟَﺫ ﺍﻮُﻧﺎَﻛ َﻦﻴِﻨِﺴْﺤُﻣ ﺎًﻠﻴِﻠَﻗ َﻦِﻣ ِﻞْﻴَّﻠﻟﺍ
ﺎَﻣ َﻥﻮُﻌَﺠْﻬَﻳ ْﻢُﻫ ﺭﺎَﺤْﺳَﺄْﻟﺎِﺑَﻭِ َﻥﻭُﺮِﻔْﻐَﺘْﺴَﻳ
“Sesungguhnya orang-orang yang
bertaqwa itu berada dalam taman-
taman (syurga) dan mata air-mata air,
sambil menerima segala pemberian Rabb
mereka. Sesungguhnya mereka sebelum
itu di dunia adalah orang-orang yang
berbuat kebaikan. Dahulu di dunia
mereka sedikit sekali tidur di waktu
malam. Dan selalu memohon ampunan di
waktu sahur (menjelang fajar).Dan
selalu memohonkan ampunan diwaktu
pagi sebelum fajar.” (QS. Adz-Dzariyat:
17-18)

Dzikir untuk jadi kaya

DZIKIR UNTUK KEKAYAAN DI SYURGA

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah menjelaskan keutamaan kalimat zikir ini kepada Abu Musa al-Asy'ari,

ﺎَﻳ َﺪْﺒَﻋ َﻦْﺑ ِﻪَّﻠﻟﺍ ْﻞُﻗ ٍﺲْﻴَﻗ ﺎَﻟ ﺎَﻟَﻭ َﻝْﻮَﺣ َﺓَّﻮُﻗ ﺎَّﻟِﺇ ِﻪَّﻠﻟﺎِﺑ
ﺎَﻬَّﻧِﺈَﻓ ْﻦِﻣ ٌﺰْﻨَﻛ ِﺯﻮُﻨُﻛ ِﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ْﻭَﺃ ﺎَﻟَﺃ َﻝﺎَﻗ َﻚُّﻟُﺩَﺃ ﻰَﻠَﻋ
ٍﺔَﻤِﻠَﻛ ٌﺰْﻨَﻛ َﻲِﻫ ْﻦِﻣ ِﺯﻮُﻨُﻛ ِﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ َﻝْﻮَﺣ ﺎَﻟ ﺎَﻟَﻭ ﺎَّﻟِﺇ َﺓَّﻮُﻗ
ِﻪَّﻠﻟﺎِﺑ
"Wahai Abdullah bin Qais (nama Abu Musa), ucapkan Laa Haula Wa Laa Quwwata Illaa Billaah. Sesungguhnya itu adalah salah satu kekayaan yang tersimpan di surga." Atau beliau mengatakan: "Tidakkah kamu mau aku tunjuki salah satu harta simpanan di surga? Laa Haula Wa Laa Quwwata Illaa Billaah’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)