Minggu, 09 Juni 2013

TUNTUNAN TAUBAT DOSA BESAR

TUNTUNAN
BERTAUBAT DARI DOSA BESAR -
Allah SWT juga menyebutkan
taubat dari dosa-dosa besar.
Seperti membunuh jiwa yang
diharamkan oleh Allah SWT kecuali
dengan haknya. Juga zina yang
Allah SWT cap sebagai jalan yang
buruk dan kotor. Dan al Quran
menggolongkan kedua perbuatan
dosa besar ini dalam kelompok dosa
yang paling besar setelah syirik.
Allah SWT berfirman tentang sifat
ibadurrahman, "Dan orang-orang
yang tidak menyembah tuhan yang
lain beserta Allah dan tidak
membunuh jiwa yang diharamkan
Allah (membunuhnya) kecuali
dengan (alasan) yang benar, dan
tidak berzina, barangsiapa yang
melakukan demikian itu, niscaya dia
mendapat (pembalasan) dosa
(nya), (yakni) akan dilipat
gandakan azab untuknya pada hari
kiamat dan dia akan kekal dalam
azab itu, dalam keadaan terhina,
kecuali orang-orang yang
bertaubat, beriman dan
mengerjakan amal shaleh; maka
kejahatan mereka diganti Allah
dengan kebajikan. Dan adalah Allah
Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang." (QS. al Furqan:
68-70)
Tampak banyak ayat-ayat
berbicara tentang iman setelah
taubat, dan menyambung antara
keduanya. Seperti terdapat dalam
ayat ini. Firman Allah SWT:
"Adapun orang yang bertaubat dan
beriman, serta mengerjakan amal
yang saleh, semoga dia termasuk
orang-orang yang
beruntung." (QS. al Qashash: 67).
Serta firman Allah SWT setelah
menyebutkan beberapa Rasul-Nya
dan nabi-nabi-Nya serta para
pengikut mereka yang saleh, yang
apabila dibacakan kepada mereka
ayat Al Quran mereka segera
tunduk sujud dan menangis.
Kemudian Allah SWT berfirman:
"Maka datanglah sesudah mereka,
pengganti (yang jelek) yang
menyia-nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsunya,
maka mereka kelak akan menemui
kesesatan. Kecuali orang yang
bertaubat, beriman dan beramal
saleh, maka mereka itu akan masuk
surga dan tidak dianiaya
(dirugikan) sedikitpun." (QS.
Maryam: 59-60)
Dan seperti dalam firman Allah
SWT:
"Dan sesungguhnya Aku Maha
Pengampun bagi orang yang
bertaubat , beriman , beramal
saleh, kemudian tetap di jalan yang
benar." (QS. Thahaa: 82)
Apa rahasia penggabungan ini,
yaitu pengggabungan antara iman
dengan taubat? Yang dapat aku
tangkap, keimanan akan mengalami
kerusakan ketika seseorang
melakukan dosa besar. Hingga
sebagian hadits menafikan
keimanan itu dari orang-orang
yang melakukan dosa besar ketika
mereka melakukannya. Seperti
dalam hadits Bukari Muslim dari
Nabi Saw beliau bersabda:
"Tidaklah berzina orang yang
berzina dan saat itu ia mu'min, dan
tidak meminum khamar orang yang
meminumnya dan saat itu ia mu'min,
dan tidak pula mencuri orang yang
mencuri dan saat itu ia mu'min".
Oleh karena itu, taubat adalah
reparasi dan penyembuhan bagi
keimanan yang mengalami
kerusakan itu.
( Taubat dari Menyembunyikan
Kebenaran )
Di antara dosa yang besar, yang
ditunjukkan dan anjurkan al Quran
agar kita segera bertaubat
darinya adalah: dosa
menyembunyikan kebenaran serta
tidak menjelaskannya kepada
manusia. Ini adalah dosa para ahli
ilmu pengetahuan yang mempunyai
kewajiban utnuk menyampaikan
risalah-risalah Allah SWT, dan
menjelaskan hukum Allah SWT
kepada mereka. Serta mengatakan
kebenaran, serta tidak
menyembunyikannya, tidak seperti
tindakan ahli kitab yang
mendapatkan kecaman dari Allah
SWT dalam firman-Nya:
"Dan (ingatlah), ketika Allah
mengambil janji dari orang-orang
yang telah diberi kitab (yaitu):
"Hendaklah kamu menerangkan isi
kitab itu kepada manusia, dan
jangan kamu menyembunyikannya,"
lalu mereka melemparkan janji itu
ke belakang punggung mereka dan
mereka menukarnya dengan harga
yang sedikit. Amatlah buruk
tukaran yang mereka
terima." (QS. Ali Imran: 187).
Karena mereka menyembunyikan
berita gembira akan datangnya
Muhammad Saw yang terdapat
dalam kitab-kitab mereka, serta
mereka merubah dan
menggantinya, karena semata
kepentingan dunia, yang dinamakan
oleh Allah SWT sebagai "harga
yang murah". Seperti firman Allah
SWT:
"Katakanlah: "Kesenangan di dunia
ini hanya sebentar dan akhirat itu
lebih baik untuk orang-orang yang
bertakwa." (QS. an-Nisa: 77).
Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang
menyembunyikan apa yang telah
diturunkan Allah, yaitu al Kitab dan
menjualnya dengan harga yang
sedikit (murah), mereka itu
sebenarnya tidak memakan (tidak
menelan) ke dalam perutnya
melainkan api, dan Allah tidak akan
berbicara kepada mereka pada hari
kiamat dan tidak akan mensucikan
mereka dan bagi mereka siksa
yang amat pedih. Mereka itulah
orang-orang yang membeli
kesesatan dengan petunjuk dan
siksa dengan ampunan. Maka
alangkah beraninya mereka
menentang api neraka!." (QS. al
Baqarah: 174-175)
Lihatlah ancaman yang besar ini
terhadap orang-orang yang
menyembunyikan itu, yang
mengandung ancaman material:
"mereka itu sebenarnya tidak
memakan (tidak menelan) ke dalam
perutnya melainkan api ", serta
maknawi: "dan Allah tidak akan
berbicara kepada mereka pada hari
kiamat dan tidak akan mensucikan
mereka ", dan mereka mengalami
kerugian dalam transaksi mereka:
"Mereka itulah orang-orang yang
membeli kesesatan dengan
petunjuk dan siksa dengan
ampunan ". Itu semua semata
karena mereka menyesatkan
hamba-hamba Allah dengan
menyembunyikan persaksian
mereka akan kebenaran:
"Dan siapakah yang lebih zhalim
daripada orang yang
menyembunyikan syahadah dari
Allah yang ada padanya?." (QS. Al
Baqarah 140)
Oleh karena itu taubat amat
diperintahkan secara kuat dari
mereka semua, sehingga mereka
selamat dari azab ini, serta dari
laknat Allah SWT dan sekalian
orang yang melaknat. Allah SWT
berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang
menyembunyikan apa yang telah
Kami turunkan berupa keterangan-
keterangan (yang jelas) dan
petunjuk, setelah Kami
menerangkannya kepada manusia
dalam al Kitab, mereka itu dilaknati
Allah dan dilaknati (pula) oleh
semua (mahluk) yang dapat
melaknati, kecuali mereka yang
telah taubat dan mengadakan
perbaikan dan menerangkan
(kebenaran), maka terhadap
mereka itu Aku menerima
taubatnya dan Akulah Yang Maha
Menerima taubat lagi Maha
Penyayang." (QS. al Baqarah:
159-160)
Agar taubat mereka diterima,
disyaratkan agar: mereka
memperbaiki apa yang mereka telah
rusak, dan menjelaskan apa yang
mereka sembunyikan.
Jika ini adalah dosa orang yang
menyembunyikan kebenaran, maka
dapat dibayangkan apa dosa orang
yang "mendistorsi kebenaran" itu,
serta menampakkan kebenaran itu
seakan suatu yang bathil,
sehingga manusia tidak memilihnya.
Sementara mereka menghias
kebathilan, dengan lidah dan tulisan
mereka, sehingga manusia
memilihnya? Tak diragukan lagi,
dosa mereka lebih besar, dan
kesalahan mereka lebih berbahaya.
Dalam masalah ini banyak
tergelincir penulis, pengarang,
jurnalis, kalangan pers, seniman,
para ahli pidato dan semacamnya.
Yaitu mereka yang menciptakan
opini publik serta menggerakkan
kecenderungan mereka.
Taubat mereka tidak sah hanya
dengan sekadar menyesal. Namun
mereka harus memperbaiki dan
menjelaskannya kepada orang
banyak. Karena mereka telah
banyak merusak akal dan dhamir
banyak manusia, serta
menyesatkannya. Mereka harus
melenyapkan atau menarik
peredaran faktor-faktor yang
menyebabkan kerusakan itu, baik
berupa buku, kaset, atau film
dengan segala cara. Dan jika
mereka tidak mampu maka mereka
harus menjelaskan kepada khalayak
melalui koran atau media lainnya.
Dan mereka harus menjelaskan
dengan gamblang sikap mereka
yang baru dan kembalinya dia dari
sikap dan tindakannya sebelumnya,
dengan berani dan yakin (Seperti
yang dilakukan oleh Dr. Mushthafa
Mahmud, Khalid Muhammad Khalid,
dan yang lainnya yang diberikan
petunjuk oleh Allah SWT ).
( Taubat dari kemunafikan )
Taubat dari kemunafikan ini adalah
tidak sekadar mengungkapkan dan
memberitahukan keisalamannya.
Karena sebelumnya ia memang
telah Islam. Namun, yang patut ia
lakukan adalah agar ia bersifat
dengan empat sifat yang
disebutkan dalam surah an-Nisa.
Setelah Al Quran membongkar
sifat asli mereka, dan apa yang
tersembunyi dalam diri mereka:
yaitu mereka memberikan loyalitas
mereka kepada kaum kafirin, bukan
kaum mu'minin, serta mereka
mencari kemuliaan dari kaum kafirin
itu:
"Kabarkanlah kepada orang-orang
munafik bahwa mereka akan
mendapatkan siksaan yang pedih,
(yaitu) orang-orang yang
mengambil orang-orang kafir
menjadi teman-teman penolong
dengan meninggalkan orang-orang
mu'min. Apakah mereka mencari
kekuatan di samping orang-orang
kafir itu? Maka sesungguhnya
semua kekuatan kepunyaan
Allah." (QS. an-Nisa: 138-139).
Serta mereka selalu mencari
kelengahan kaum mu'minin, dan
berada di tengah-tengah antara
kaum kaum mu'minin dan kaum
kafirin untuk mencari keuntungan.
"(Yaitu) orang-orang yang
menunggu-nunggu (peristiwa)
yang akan terjadi pada dirimu (hai
orang-orang mu'min). Maka jika
terjadi bagimu kemenangan dari
Allah mereka berkata: "Bukankah
kami (turut berperang) beserta
kamu?" dan jika orang-orang kafir
mendapat keberuntungan
(kemenangan) mereka berkata:
'Bukankah kami turut
memenangkanmu, dan membela
kamu dari orang-orang mukmin?"
maka Allah akan memberi
keputusan di antara kamu di hari
kiamat dan Allah sekali-kali tidak
akan memberi jalan kepada orang-
orang kafir untuk memusnahkan
orang-orang yang be

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon dukungan komentarnya ya