Minggu, 31 Maret 2013

MENGAJARI ANAK MENJADI ANAK YANG SOLEH

( RUMAH TANGGA ) MENGAJARI
ANAK YG BELAJAR MENJADI
SHALEH - Setiap tindak tanduk
orang tua yang tertangkap oleh
mata anak- anak mereka, tidak
akan hilang begitu saja. Memori
anak yang kuat akan terus
merekam. Jika seorang anak sering
berkata kasar, bisa jadi karena dia
juga sering mendapat perkataan
seperti itu dari orang tuanya. Atau
mungkin karena si anak seringkali
melihat adegan pertengkaran yang
dipertontonkan orang tua mereka
dirumah. Jika hal ini dibiarkan
setiap hari, lama-lama sikap
tersebut akan diimitasi,
diinternalisasi dan dihabitasi
dalam kehidupan anak tersebut.
Mengajarkan ilmu kepada anak,
ibarat mengukir diatas batu. Ilmu
apapun yang orang tua berikan
kepada anak akan dengan mudah
terserap. Ini tidaklah
mengherankan, karena ketika anak
dilahirkan mereka memiliki 100
miliar neuron di otaknya.
Jika diumpamakan satu unit
komputer memiliki 100 neuron
(jaringan) maka otak anak akan
sama dengan 1 miliar unit komputer.
Karena itulah, anak-anak memiliki
karakteristik ingatan yang kuat.
Maka, disinilah waktu yang tepat
untuk para orang tua untuk
mengajarkan mereka tentang
akidah yang benar, namun tetap
dengan bahasa yang mereka bisa
pahami
Rasulullah SAW bersabda,
Sesungguhnya perumpamaan
teman yang shalih dengan teman
yang buruk adalah seperti penjual
minyak wangi dan pandai besi.
Seorang penjual minyak wangi bisa
memberimu atau kamu membeli
darinya, atau kamu bisa
mendapatkan wanginya. Dan
seorang pandai besi bisa membuat
pakaianmu terbakar, atau kamu
mendapat baunya yang tidak sedap
(HR. Bukhari Muslim).
Itulah pesan Rasulullah yang mulia,
agar kita berhati- hati dalam
memilih teman, serta peka
terhadap pengaruh yang berasal
dari lingkungan sekitar kita. hal
yang sama juga berlaku bagi anak-
anak kita. Mereka yang polos
kadang belum mengerti tentang
bagaimana mereka harus berteman.
Maka disinilah tantangan bagi
orang tua untuk kemudian
menyelamatkan anak mereka dari
pengaruh buruk yang akan
membentuk kepribadiannya dimasa
depan
Anak bersikap bandel dan tidak mau
dinasehati. Ketika berada dalam
keadaan seperti ini, sebaiknya
orang tua menghindarkan diri dari
caci maki dan kemarahan yang
hanya akan membuat mereka
semakin menjauh.
Ketika emosi sudah mulai
memuncak, orang tua harus pandai
dalam menguasai diri, katakan pada
diri bahwa toh mereka masih anak-
anak, yang mungkin belum
sepenuhnya mengerti tentang
sebuah akibat. Kitapun pernah pada
usia mereka, dan pastilah saat itu
kita pun tidak ingin dibenarkan
dengan cara yang kasar. Selain itu,
orang tua juga harus belajar
tentang keikhlasan. Ridho allah
adalah tujuan terbaik, dan jalan
menggapainya adalah dengan
ikhlas.
Keikhlasan hati orang tua akan
membuat apa yang mereka
sampaikan mudah diserap dan
dipahami anak. Dan yang tidak
kalah penting, adalah dengan terus
mendoakan mereka, supaya selalu
berada dijalan Allah, dan kelak
menjadi generasi islami yang
membanggakan.�

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon dukungan komentarnya ya