Senin, 15 April 2013

SHOLAT WITIR

FADHILAH SHALAT
SUNNAH WITIR - Shalat Sunnah
mendekatkan diri kita kepada Allah,
semakin dekat Insya Allah makin
terijabah doa dan harapan kita dan
yang lebih penting sbg bekal di
akhirat kelak, Amin. Biasanya kita
rajin shalat witir ketika Ramadhan,
namun dibulan lain kebiasaan tsb
mengendur padahal shalat witir
memiliki kedudukan tersendiri
didalam Sunnah Rosulullah SAW,
bahkan Rosulullah SAW menjadikan
amal yang rutin dan tidak pernah
meninggalkan Shalat Sunnah Witir,
baik ketika sedang berada di rumah
ataupun dalam bepergian.
Insya Allah faedah Shalat witir
sbg penutup ibadah shalat pada
keseharian kita dapat
menyempurnakan shalat-shalat
kita yang mungkin ada kekurangan.
Dari Abu Bashrah al-Ghifari
Radhiyallahu anhu, dia berkata,
Rasulullah SAW bersabda :
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa
Taala telah memberi kalian
tambahan shalat, yaitu shalat
Witir, maka shalat Witirlah kalian
antara waktu shalat Isya hingga
shalat Shubuh. [HR. Ahmad,
Shahih]
Dari Abu Ayyub al-Anshari
Radhiyallahu anhu, ia menuturkan,
bahwa Rasulullah SAW Bersabda :
Shalat Witir adalah haq (benar
adanya), maka barangsiapa yang
mau, maka berwitirlah lima raka'at,
barangsiapa yang mau, berwitirlah
tiga raka'at dan barangsiapa yang
mau, berwitirlah satu rakaat. [HR.
Abu Dawud dalam kitab ash-
Shalaah, bab Kamil Witr, (hadits no.
1421), an-Nasa-i dalam kitab,
Qiyaamul Lail]
Rasulullah SAW Bersabda :
Barangsiapa takut tidak bangun di
akhir malam, maka witirlah pada
awal malam, dan barang siapa
berkeinginan untuk bangun di akhir
malam, maka witirlah di akhir malam,
karena sesungguhnya shalat pada
akhir malam masyhudah
(disaksikan). (HR. Muslim)
(Doa / Wirid dalam Shalat Witir)
Subhaanal malikil qudduus,
sebanyak tiga kali dan beliau
mengeraskan suara pada bacaan
ketiga (HR. Abu Daud dan An
Nasa-i)
Allahumma inni audzu bi ridhooka
min sakhotik wa bi mu afaatika min
uqubatik, wa audzu bika minka laa
uh-shi tsanaa-an alaik, anta
kamaa atsnaita ala nafsik
Ya Allah, aku berlindung dgn
keridhoan-Mu dari kemarahan-Mu,
dan dgn kesalamatan-Mu dari
hukuman-Mu dan aku berlindung
kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak
mampu menghitung pujian dan
sanjungan kepada-Mu, Engkau
adalah sebagaimana yg Engkau
sanjungkan kepada diri-Mu sendiri.
(HR. Abu Daud, Tirmidzi, An Nasa-i
dan Ibnu Majah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon dukungan komentarnya ya