Kamis, 02 Mei 2013

PAHAMI BETUL CRITA INI BAGI PARA MUSLIM

KELINCI TUA YG
BIJAK DAN KEBEBASAN HIDUP
SEJATI - Seekor kelinci muda
menampakkan wajah gelisah ketika
berada di sebuah kandang. Walau
daun-daun segar selalu tersedia
setiapkali ia ingin makan, kandang
baginya sebuah penjara yang
menghalanginya menikmati
kebebasan di luar sana. Kamu ingin
bebas dari kandang ini, anakku?
ucap seekor kelinci tua tiba-tiba.
Warna bulunya yang tidak lagi
cerah, menunjukkan kalau si pemilik
suara itu sudah begitu lama
mengenyam kehidupan.
Tentu saja! Aku ingin bebas di luar
sana! jawab si kelinci muda setelah
menoleh ke arah kelinci tua.
Persahabatan dua kelinci itu
memang tergolong baru. Ketika
kelinci muda dimasukkan ke kandang
oleh sang pemilik, kelinci tua sudah
ada di situ. Ia tidak tahu persis,
sudah berapa lama kelinci tua itu
menetap di kandang yang tak lebih
baginya sebagai sebuah penjara.
Belum lagi dua kelinci itu
melanjutkan percakapannya,
tangan sang pemilik tiba-tiba
menjulur ke kandang. Sepertinya,
tangan itu hendak meraih kelinci
tua. Dan benar saja, sang kelinci
tua berhasil terpegang setelah
sebelumnya menunjukkan
penghindaran.
Tangan sang pemilik pun
mengeluarkan sang kelinci tua di
sebuah rerumputan tak jauh dari
kandang. Tapi, kelinci tua itu tidak
mau bergerak. Ia tetap diam.
Sepertinya, sang kelinci tua ingin
kembali dimasukkan kedalam
kandang.
Seperti memahami bahasa tubuh
kelinci, sang pemilik pun kembali
memasukkan kelinci tua kedalam
kandang.
Aneh, kenapa bapak tidak
memanfaatkan kesempatan untuk
bebas? Apa bapak lebih senang
berada di sini daripada di luar
sana? sergah sang kelinci muda
sesaat setelah kelinci tua kembali
berada dalam kandang.
Anakku, ucap sang kelinci tua. Tidak
selamanya kebebasan itu baik.
Justru, aku lebih aman berada
dalam kandang ini daripada di luar
sana! lanjut sang kelinci tua.
Bapak takut berada di luar sana?
Bukankah kita bisa berlari cepat
jika ada yang membahayakan kita?
tanya kelinci muda lagi.
Sebenarnya jawab kelinci tua. Aku
lebih takut pada kebebasan diriku
sendiri daripada mangsa di luar
sana. Karena bagiku, kebebasanlah
yang membuatku lengah dari
berbagai bahaya. Dan kebebasan
pula yang membuatku menjadi bodoh
untuk membedakan mana yang
aman dan mana yang
membahayakan.
Sang Pemilik kehidupan memberikan
kebebasan bagi kita untuk memilih:
mau bebas atau terpenjara dalam
aturannya. Sayangnya, tidak
sedikit dari kita yang mampu
melihat bahwa penjara itu jauh lebih
baik dari kebebasan.
Padahal, seperti yang diucapkan
sang kelinci tua, Kebebasanlah
yang menjadikan diri bodoh untuk
membedakan mana yang aman, dan
mana yang bahaya!
Dengan dalih kebebasan tidak
berjilbab, tidak mengaji,
menghabiskan masa muda dengan
membiarkannya tanpa aturan,
anak-anak yang mau bebas, istri
dan suami yang mau bebas tanpa
arah, justru sering kita saksikan
malah menimbulkan kejahiliahan
yang berakhir kepada mala petaka
tercorengnya kehormatan.
Terpenjara disini ialah pilihan hidup
dalam Syariat Allah bukan penjara
yg sebenarnya, malah hinalah budak
dunia yang mau hidup bebas tanpa
arah, penjara ini sejatinya ialah
hati yang terpisah dengan
kebatilan. Baik pendirian hati yg
teguh memegang Agama
Penjara bisa berupa kisah nyata
pemuda dalam Gua Al Kahfi, Gua
Hira, dan hijrah memisahkan diri dari
kegelapan kepada cahaya.
Bila kita berpedoman, Saya mau
bebas menghamburkan harta, tanpa
mau berbagi, saya mau bebas
bergaul tanpa membatasi diri, saya
mau bebas berdagang tanpa
melihat halal dan haram, saya mau
bebas menjalani kehidupan tanpa
aturan dan dalih kebebasan lainnya
diluar Islam, maka yang ada ia
meninggalkan petunjuk.
Islam adalah cahaya yang dibawa
Rosulullah SAW adalah kebebasan
sejati, dari penghambaan kepada
dunia dan manusia menuju cahaya
penghambaan kepada Allah SWT.
Syiarkan Islam dan genggamlah
kepada semua kalangan, tanpa
terkecuali itulah tugas kita sebagai
khalifah didunia ini. Dunianya Allah
SWT sebagai tempat menguji
hamba-hamba-Nya genggamlah
Quran dan Sunnah Rosulullah agar
kita tidak tersesat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon dukungan komentarnya ya