Minggu, 19 Mei 2013

SUNAH ROSUL

DAPATKAN
GIGI SEHAT DAN PAHALA
SUNNAH DENGAN BERSIWAK -
Kesempurnaan Islam ini benar-
benar tiada bandingannya oleh
agama-agama selainnya. Diantara
kesempurnaan Islam ialah syariat
bagi ummatnya untuk menjaga
kebersihan dan kesehatan, seperti:
kewajiban istinja’ setelah buang air,
mandi janabat setelah junub.
Bahkan banyak sekali hikmah-
hikmah syariat yang tersingkap
dalam ajaran Islam yang telah
dibuktikan oleh sains modern,
seperti: khasiat madu, habbatus
sawda’ (jinten hitam), minyak
zaitun hingga ‘si kayu ajaib’ siwak
yang bermanfaat bagi kesehatan
gigi dan gusi. Mari kita kupas apa
manfaat kayu siwak ini bagi
kesehatan gigi…Sejak zaman
dahulu, manusia telah mengenal
beberapa variasi teknik dalam
membersihkan gigi. Mulai dari bulu
ayam, duri landak, tulang, hingga
kayu dan ranting-ranting
digunakan sebagai alat pembersih
gigi. Masyarakat Arab sebelum
kedatangan Islam, menggunakan
akar dan ranting kayu dari pohon
arak (Salvadora Persica) yang
hanya dapat tumbuh di daerah Asia
Tengah dan Afrika, yang
belakangan diketahui sebagai alat
pembersih gigi terbaik hingga saat
ini.
Setelah kedatangan Islam,
Rasulullah menetapkan penggunaan
siwak sebagai sunnah beliau yang
sangat dianjurkan. Bahkan beliau
bersabda,“Seandainya tidak
memberatkan ummatku, maka aku
perintahkan mereka untuk bersiwak
setiap akan wudhu.” (Muttafaq
‘alaihi). Hal ini menunjukkan, bahwa
Rasulullah adalah orang pertama
yang mendidik manusia dalam
memelihara kesehatan gigi.
Siwak berbentuk batang, diambil
dari akar dan ranting segar
tanaman arak (Salvadora Persica)
yang berdiameter mulai dari 0,1 cm
sampai 5 cm. Pohon Arak adalah
pohon yang kecil, seperti belukar
dengan batang yang bercabang-
cabang. Diameternya lebih dari 1
kaki. Jika kulitnya dikelupas,
warnanya agak keputihan dan
memiliki banyak juntaian serat.
Akarnya berwarna coklat dan
bagian dalamnya berwarna putih.
Aromanya seperti seledri dan
rasanya agak sedikit pedas.
Siwak berfungsi mengikis dan
membersihkan bagian dalam mulut.
Kata siwak diambil dari kata arab
‘yudlik’ yang artinya adalah
‘memijat’ (yakni memijat bagian
dalam mulut). Jadi siwak lebih dari
hanya sekedar sikat gigi biasa.
Selain itu, batang siwak memiliki
serat batang yang elastis dan
tidak merusak gigi, walau dibawah
tekanan yang keras. Bahkan
batang siwak yang berdiameter
kecil, memiliki kemampuan
fleksibilitas yang tinggi untuk
menekuk ke daerah mulut secara
pas untuk mengeluarkan sisa-sisa
makanan dari sela-sela gigi dan
menghilangkan plaque. Siwak juga
aman dan sehat bagi perkembangan
gusi.
Perlu diketahui, bahwa sisa-sisa
makanan yang ada pada sela-sela
gigi, menjadikan lingkungan mulut
sangat baik untuk aktivitas
pembusukan yang dilakukan oleh
berjuta-juta bakteri yang dapat
menyebabkan gigi berlubang, gusi
berdarah dan munculnya kista.
Selain itu, bakteri juga
menghasilkan enzim perusak yang
‘memakan’ kalsium gigi, sehingga
menyebabkan gigi menjadi keropos
dan berlubang. Bahkan pada
beberapa keadaan, bakteri juga
menghasilkan gas sisa aktivitas
pembusukan yang menyebabkan bau
mulut menjadi tak sedap.
Penelitian terbaru terhadap kayu
siwak menunjukkan, bahwa siwak
mengandung mineral-mineral alami
yang dapat membunuh bakteri,
menghilangkan plaque, mencegah
gigi berlubang serta memelihara
gusi. Siwak memiliki kandungan
kimiawi yang bermanfaat, seperti :
1. Antibacterial acids, seperti:
astringents, abrasive dan
detergents. Berfungsi untuk
membunuh bakteri, mencegah
infeksi dan menghentikan
pendarahan pada gusi. Pada
penggunaan siwak pertama kali,
mungkin terasa pedas dan sedikit
membakar, karena terdapat
kandungan serupa mustard di
dalamnya yang merupakan
substansi antibacterial acids
tersebut.
2. Kandungan kimia, seperti: klorida,
pottasium, sodium bicarbonate,
fluoride, silika, sulfur, vitamin C,
trimethyl amine, salvadorine,
tannins dan beberapa mineral
lainnya, berfungsi untuk
membersihkan gigi, memutihkan dan
menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-
bahan ini sering diekstrak sebagai
bahan penyusun pasta gigi.
3. Minyak aroma alami yang memiliki
rasa dan bau yang segar,
menjadikan mulut menjadi harum dan
menghilangkan bau tak sedap.
4. Enzim yang mencegah
pembentukan plaque yang
menyebabkan radang gusi. Plaque
juga merupakan penyebab utama
tanggalnya gigi secara prematur.
5. Anti decay agent (zat anti
pembusukan), yang menurunkan
jumlah bakteri di mulut dan
mencegah proses pembusukan.
Selain itu, siwak juga turut
merangsang produksi saliva (air
liur) lebih. Saliva merupakan
organik mulut yang melindungi dan
membersihkan mulut.
Sebuah penelitian terbaru tentang
Periodontal Treatment
(Perawatan gigi secara periodik
atau berkala) dengan mengambil
sample terhadap 480 orang
dewasa berusia 35-65 tahun di
kota Mekkah dan Jeddah oleh para
ilmuwan dari King Abdul Aziz
University, Jeddah, menunjukkan
bahwa periodontal treatement
untuk masyarakat Mekkah dan
Jeddah adalah lebih rendah
daripada studi yang dilakukan
terhadap negara-negara lain. Hal
ini mengindikasikan, bahwa
penggunaan siwak berhubungan
sangat erat terhadap rendahnya
kebutuhan masyarakat Mekkah dan
Jeddah terhadap periodontal
treatment.
Penelitian lain dengan menjadikan
bubuk siwak sebagai bahan
tambahan pada pasta gigi,
dibandingkan dengan penggunaan
pasta gigi tanpa campuran bubuk
siwak. Menunjukkan, bahwa
prosentase hasil terbaik bagi
kebersihan gigi secara sempurna,
ialah pasta gigi dengan butiran-
butiran bubuk siwak. Karena
butiran-butioran tersebut mampu
menjangkau sela-sela gigi secara
sempurna dan mengeluarkan sisa-
sisa makanan yang masih
bersarang pada sela-sela gigi.
Sehingga banyak perusahaan-peru
sahaan di dunia menyertakan bubuk
siwak ke dalam produk pasta gigi
mereka. WHO pun turut menjadikan
siwak termasuk komoditas
kesehatan yang perlu dipelihara
dan dibudidayakan. Mari kita
budayakan hidup sehat dengan
bersiwak … !!! (Ibnu Burhan)
( Dalil Bersiwak )
Bersiwak itu sunnah dilakukan pada
setiap waktu berdasarkan hadits
Aisyah Radhiyallahu ‘anha, bahwa
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda.“Artinya : bersiwak itu
sebagai pembersih mulut dan
diridhai oleh Allah” [Hadits Riwayat
Ahmad VI/47,62,124. An-Nasa’i
no.5 dan Bukhari menyebutkannya
secara ta’liq dalam bab As-Siwak
Ar-Ruthbu wa Al-Yabisu Li Ash-
Shaim II/682]
Dan hadits dari Amir bin Rubai’ah,
dia berkata,
“Artinya : Aku melihat Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam
(berulang kali) –hingga aku tidak
bisa menghitungnya- bersiwak
padahal beliau sedang
berpuasa” [Hadits Riwayat Ahmad
III/445, Abu Dawud no. 2364 dan
At-Tirmidzi no. 725 dan Bukhari
menyebutkannya secara mu’allaq
dalam Bab As-Siwak Ar-Rathbu Wa
Al-Yabisu Li Ash-Shaim]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon dukungan komentarnya ya