Sabtu, 25 Mei 2013

kisah sedekah

KISAH
SEDEKAHNYA PAK SATPAM - Al
An'am 160: "Setiap amal kebaikan
akan dibalas 10 kali lipat dari
amalnya." Ketika Yusuf Mansur
melintasi di suatu daerah, dia tiba-
tiba terbangun dari kursi tengah
mobil mewah yang dia naiki. Sambil
memperbaiki posisi duduknya, Yusuf
berpesan kepada sopir pribadinya
untuk singgah sejenak di pom
bensin. "Masih penuh ustaz," jawab
sopir dengan melihat indikasi tangki
bensin. Mendengar jawaban sopir,
Yusuf langsung menimpali "Saya
kebelet, pengen ke toilet
sebentar," katanya sambil melihat
sopirnya melalui spion tengah di
dalam mobil. Tidak lama melaju, mobil
Yusuf singgah di pom bensin.
Sambil berjalan cepat, Yusuf menuju
pintu toilet yang berada di
belakang tempat pengisian bahan
bakar. Namun langkah Yusuf
terhenti ketika seorang satpam
pom bensin berteriak
memanggilnya.
Dengan langkah cepat, si satpam
mendekati Yusuf dan berkata
"Alhamdullilah ketemu ustaz di sini,
biasanya cuma di televisi," kata si
satpam. Setelah basa-basi, si
satpam mengutarakan maksudnya
kepada Yusuf, dia mengaku bosan
menjadi satpam meski gaji yang
didapatnya terbilang cukup besar
untuk seukuran satpam daerah.
Si satpam merasa hidupnya tidak
banyak berubah. Dia mengeluhkan
kehidupannya yang selalu berjalan
monoton. Padahal si satpam sudah
rajin salat, namun belum juga
mendapat perubahan yang lebih
baik lagi dari Allah SWT.
Keluh kesah si satpam memutuskan
Yusuf untuk mengajaknya duduk di
minimarket, dalam kompleks pom
bensin. Sambil menikmati kopi sore
hari, si satpam menceritakan kisah
hidupnya, hingga akhirnya Yusuf
bisa menarik sebuah kesimpulan
utama. Si satpam menginginkan
rizki yang banyak, namun belum
banyak waktu untuk mengingat
Allah.
Memang si satpam rajin salat lima
waktu, namun selalu salat di akhir
waktu. Meski menyadari
kesalahannya itu, si satpam selalu
berkilah dengan memandang semua
perbuatan baik adalah ibadah,
tanpa melihat prioritas dan waktu
dari ibadah itu sendiri.
"Memang bekerja jika dimaknai
ibadah juga bisa, semua perbuatan
baik jika diniati ibadah juga bisa,
tapi jangan lupa untuk
memprioritaskan ibadah primer dulu,
seperti salat lima waktu. Kamu (si
satpam) sholat ashar jam
setengah 5 sore, padahal waktu
asar jam 3, itu sama halnya kamu
meninggalkan Allah sejauh satu
setengah jam."
Jika sehari dikali lima, bagaimana
dengan sebulan, setahun, atau
ketika pertama kali kamu pertama
kali balig? Sudah berapa jauh kamu
meninggalkan Allah SWT," lanjut
Yusuf.
Di akhir pembicaraan di minimarket
itu, Yusuf berpesan kepada satpam
untuk memperbaiki salatnya.
Kemudian menyuruh si satpam
untuk bersedekah untuk
mempercepat balasan Allah SWT.
"Ini yang sulit ustaz," kata satpam
memotong pembicaraan Yusuf.
Menurutnya gaji yang diterimanya
sebesar Rp 1.700,000 perbulan,
sangat pas untuk memenuhi
kebutuhan bulanannya, termasuk
bayar kontrakan dan cicilan sepeda
motor miliknya sebesar Rp 900
ribu perbulannya. Bahkan tidak
jarang, si satpam sudah berhutang
di kios tetangganya pada
pertengahan bulan. "Duit sedekah
darimana ustaz?" terangnya.
"Motor kamu saja dijual, nanti
uangnya kamu sedekahkan semua.
Insya Allah akan cepat dibalas,"
sahut Yusuf.
Mendengar jawaban Yusuf, si
satpam buru-buru mengatakan
keberatannya. Sebab tidak mungkin
untuknya pergi bekerja tanpa
mengendarai sepeda motor.
Akhirnya Yusuf menantang si
satpam untuk kasbon, meminta
awal gaji bulanannya kepada
perusahaan untuk disedekahkan.
Awalnya si satpam ragu, namun
melihat keseriusan dan janji Allah
SWT yang diterangkan Yusuf,
membuat si satpam memberanikan
diri menghadap atasan.
Setelah permasalahan si satpam
teratasi, Yusuf pamit untuk
melanjutkan perjalanannya yang
sempat tertunda. Sedangkan si
satpam, segera bergegas ke
ruangan pemimpin untuk
mengutarakan maksudnya. Singkat
cerita, akhirnya si satpam berhasil
meyakinkan atasan untuk kasbon
Rp 1.700,000 dan segera
menyedekahkannya.
Dengan keyakinan kebenaran janji
Allah, si satpam melewati hari demi
hari dengan rajin salat wajib tepat
waktu dan konsisten melaksanakan
salat sunnah. Hingga akhirnya si
satpam merasakan manisnya janji
Allah ketika dia bertemu dengan
orang kaya yang sedang bingung
mencari tanah. Tidak banyak peran
dia, si satpam hanya bertugas
sebagai perantara antara pembeli
yaitu orang kaya itu, dengan
penjual yang masih tetangganya di
kampung.
Tidak membutuhkan waktu
berbulan-bulan, Allah persis
mengganti sedekahnya dengan
melipatkan komisinya sebesar Rp
17.000,000. "Alhamdullilaah," puji
si satpam kepada kebesaran Allah
SWT.
Kini si satpam tidak lagi meragukan
kebenaran janji Allah, bahkan motor
kesayangannya dia jual untuk
membantu mewujudkan impian
ibunya berhaji.
Tidak berhenti sampai di situ,
mengetahui si satpam adalah
lulusan S1 akuntansi, akhirnya
perusahaan mengangkat
jabatannya. Kini mantan satpam itu
telah menjadi staf keuangan di
induk perusahaan yang lebih besar.
Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Tidak seorangpun yang
menyedekahkan hartanya yang
halal dimana Allah menerimanya
dengan kananNya (dengan baik),
walaupun sedekahnya itu hanya
sebutir kurma. Maka kurma
tersebut akan bertambah besar di
tangan Allah Yang Maha Pengasih,
sehingga menjadi lebih besar
daripada gunung. Demikian Allah
memelihara sedekahmu,
sebagaimana halnya kamu
memelihara anak kambing dan unta
(semakin hari semakin
besar).” (HR. Muslim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon dukungan komentarnya ya