Rabu, 09 Januari 2013

Dosa syirik

( KAJIAN ) DOSA SYIRIK BISA
MENDAPAT AMPUNAN,
ASALKAN SUDAH BERTAUBAT
SEBELUM WAFAT - Perlu
dipahami, ayat-ayat yang
menerangkan ancaman perbuatan
syirik berlaku di akhriat. Yakni
orang yang bertemu Allah Ta'ala
dengan membawa dosa syirik dan
belum bertaubat darinya, maka ia
tidak akan disucikan, tidak
diampuni dosa dan kesalahannya,
dan diharamkan atasnya masuk
surga sehingga ia kekal di neraka.
Tentang dalil tidak adanya
ampunan untuk orang musyrik di
akhirat ditunjukkan firman Allah
Ta'ala,
َّﻥِﺇ َﻪَّﻠﻟﺍ ﺎَﻟ ْﻥَﺃ ُﺮِﻔْﻐَﻳ ِﻪِﺑ َﻙَﺮْﺸُﻳ ُﺮِﻔْﻐَﻳَﻭ َﻥﻭُﺩ ﺎَﻣ
َﻚِﻟَﺫ ْﻦَﻤِﻟ ُﺀﺎَﺸَﻳ ْﻦَﻣَﻭ ْﻙِﺮْﺸُﻳ ِﻪَّﻠﻟﺎِﺑ ِﺪَﻘَﻓ ﻯَﺮَﺘْﻓﺍ
ﺎًﻤﻴِﻈَﻋ ﺎًﻤْﺛِﺇ
"Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa
yang dikehendaki-Nya. Barang
siapa yang mempersekutukan
Allah, maka sungguh ia telah
berbuat dosa yang besar." (QS.
Al-Nisa': 48)
Maka siapa yang saat ia mati
masih membawa dosa syirik dan
tidak bertaubat darinya sebelum
wafatnya, maka ia tidak akan
mendapatkan ampunan dari Allah
Subhanahu wa Ta'ala. Allah telah
haramkan ampunan bagi dosa
syirik yang pelakunya tidak
bertaubat sebelum meninggalnya.
Hal ini berbeda, -sebagaimana
disebutkan pada QS. Al-Nisa':
48- dengan dosa selain syirik
yang dibawa mati pelakunya, ia
berada di bawah Masyi-Ah
(kehendak) Allah. Artinya, jika
Allah berkenan maka akan
mengampuninya, dan jika
berkehendak lain akan
menyiksanya sesuai dengan kadar
dosanya lalu akan mengelurkannya
dari neraka dan memasukkannya
ke dalam surga. Sehingga tempat
singgah terakhirnya adalah di
surga. Ini berlaku bagi seorang
Muwahhid yang mati membawa
dosa yang tingkatannya di bawah
syirik.
Adakah Taubat Bagi Pelaku
Kesyirikan?
Seseorang yang telah terjerumus
ke dalam kesyirikan lalu sadar
akan kesalahannya dan besarnya
dosa yang telah diperbuat, ia
tidak boleh berputus asa dari
ampunan dan taubat Allah Ta'ala,
"Karena sesungguhnya Allah Maha
Penerima taubat lagi Maha
Penyayang." (QS. Al-Hujurat: 12)
Allah Subhanahu wa Ta'ala
berfirman:
ْﻞُﻗ ﺎَﻳ َﻱِﺩﺎَﺒِﻋ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ﺍﻮُﻓَﺮْﺳَﺃ ﻰَﻠَﻋ ْﻢِﻬِﺴُﻔْﻧَﺃ ﻻ
ﺍﻮُﻄَﻨْﻘَﺗ ْﻦِﻣ ِﺔَﻤْﺣَﺭ ِﻪَّﻠﻟﺍ َّﻥِﺇ ُﺮِﻔْﻐَﻳ َﻪَّﻠﻟﺍ َﺏﻮُﻧُّﺬﻟﺍ
ًﺎﻌﻴِﻤَﺟ ُﻪَّﻧِﺇ ُﺭﻮُﻔَﻐْﻟﺍ َﻮُﻫ ُﻢﻴِﺣَّﺮﻟﺍ
"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-
Ku yang melampaui batas
terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Pengampun lagi Maha
Penyayang." (QS. Al-Zumar: 53)
Ayat ini berbicara tentang pelaku
dosa dalam hukum dunia, sebagai
kabar gembira bagi pelaku maksiat
bahwa ia masih memiliki
kesempatan untuk diampuni dosa
jika bertaubat sebelum wafat.
Bukan hanya dosa yang
kategorinya maksiat saja, bahkan
syirik pun masih ada kesempatan
mendapat ampunan jika bertaubat
sebelum wafat. Karena Allah
menyebutkan, "Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya."
Perlu dicamkan, ayat ini tidak
berlaku di akhirat. Karena jika
diterapkan demikian pastinya
akan membatalkan sejumlah nash
Al-Qur'an dan sunnah yang berisi
ancaman terhadap dosa syirik
yang dibawa mati. Ia juga akan
menggugat kesepakatan umat,
tidak ada ampunan bagi pelaku
dosa syirik pada hari kiamat di
mana ia belum bertaubat darinya
saat masih di dunia. Jika ayat ini
dibawa kepada hukum akhirat,
maka batallah keyakinan kaum
muslimin bahwa surga tidak
dimasuki kecuali oleh jiwa muslimah
atau mukminah. Maka sesatlah
pemahaman orang yang membawa
QS. Al-Zumar: 53 ini kepada
hukum di akhirat.
Setelah mengetahui bahaya Syirik
yang luar biasa, pastinya setiap
kita berusaha keras menjauhinya.
Hanya saja syirik banyak
macamnya, sebagiannya samar
sehingga terjadi tanpa disadari.
Oleh sebab itu, Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam memberikan
petunjuk solusi dalam rupa doa
diantaranya, lihat gambar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon dukungan komentarnya ya