Rabu, 05 Maret 2014

Amalan dan doa setelah sholat witir

AMALAN SETELAH SHALAT WITIR
Disunnahkan ketika sehabis salam shalat witir kita membaca tasbih,Subhanal Malikil Quddus. Ini
didasarkan kepada hadits Ubay bin

Ka’ab Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata:
ُﻝﻮُﺳَﺭ َﻥﺎَﻛ ِﻪَّﻠﻟﺍ ُﻪَّﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ ِﻪْﻴَﻠَﻋ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ُﺃَﺮْﻘَﻳ ﻲِﻓ
ْﺢِّﺒَﺴِﺑ ِﺮْﺗِﻮْﻟﺍ َﻢْﺳﺍ َﻚِّﺑَﺭ ﻰَﻠْﻋَﺄْﻟﺍ ﻲِﻓَﻭ ِﺔَﻌْﻛَّﺮﻟﺍ ِﺔَﻴِﻧﺎَّﺜﻟﺍ
ْﻞُﻘِﺑ ﺎَﻳ ﺎَﻬُّﻳَﺃ َﻥﻭُﺮِﻓﺎَﻜْﻟﺍ ِﺔَﺜِﻟﺎَّﺜﻟﺍ ﻲِﻓَﻭ ْﻞُﻘِﺑ َﻮُﻫ ُﻪَّﻠﻟﺍ
ٌﺪَﺣَﺃ ﺍَﺫِﺈَﻓ َﻢَّﻠَﺳ َﻝﺎَﻗ َﻥﺎَﺤْﺒُﺳ ِﻚِﻠَﻤْﻟﺍ ِﺱﻭُّﺪُﻘْﻟﺍ َﺙﺎَﻠَﺛ
ٍﺕﺍَّﺮَﻣ
“Adalah Rasulullah membaca dalam Shalat Witir dengan ْﺢِّﺒَﺳ َﻢْﺳﺍ َﻚِّﺑَﺭ ﻰَﻠْﻋَﺄْﻟﺍ
(surat Al-A’la), pada rakaat kedua membaca: ْﻞُﻗ ﺎَﻳ ﺎَﻬُّﻳَﺃ َﻥﻭُﺮِﻓﺎَﻜْﻟﺍ (Surat Al- Kaafirun), dan pada rakaat ketiga dengan membaca: َﻮُﻫ ْﻞُﻗ ُﻪَّﻠﻟﺍ ٌﺪَﺣَﺃ (Surat al-Ikhlash). Apabila beliau sudah salam, beliau membaca: َﻥﺎَﺤْﺒُﺳ ِﻚِﻠَﻤْﻟﺍ ِﺱﻭُّﺪُﻘْﻟﺍ
(Subhanal Malikil Quddus)

sebanyak tiga kali.” (HR. Abu Dawud, Al-Nasai Ibnu Majah. Shahih Al-Nasai no. 1739)
Dalam tambahan oleh Imam Daaruquthni dengan sanad Shahih: ُّﺏَﺭ ِﺔَﻜِﺋﺎَﻠَﻤْﻟﺍ ِﺡْﻭُّﺮﻟﺍَﻭ

(Rabbul Malaaikati Warruuh).

Dari jalur Abdurrahman bin Abza,dari bapaknya terdapat tambahan, “Dan beliau meninggikan suaranya pada bacaan yang terakhir.” Sehingga ringkasnya, pada bacaan yang ketiga ditinggikan dan dipanjangkan suaranya dengan tambah bacaan Rabbul Malaaikati Warruuh.
(Diringkaskan dari Hisnul Muslim, pada Bab: Dzikir ‘Uqbas Salam Minal Witri, lihat juga Zaadul Ma’ad yang telah di tahqiq Syu’aib Al-Arnauth dan Abdul Qadir Al-Nauth: 1/337)

Dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam membaca di akhir witirnya,
ﻲِّﻧِﺇ َّﻢُﻬَّﻠﻟﺍ ُﺫﻮُﻋَﺃ ْﻦِﻣ َﻙﺎَﺿِﺮِﺑ َﻚِﻄْﺨُﺳ ﻚِﺗﺎَﻓﺎَﻌُﻤِﺑَﻭَ
َﻚِﺘَﺑﻮُﻘُﻋ ْﻦِﻣ ُﺫﻮُﻋَﺃَﻭ َﻚِﺑ َﻚْﻨِﻣ ﺎَﻟ ﻲِﺼْﺣُﺃ َﻚْﻴَﻠَﻋ ًﺀﺎَﻨَﺛ
َﺖْﻧَﺃ َﺖْﻴَﻨْﺛَﺃ ﺎَﻤَﻛ ﻰَﻠَﻋ َﻚِﺴْﻔَﻧ

‘Allaahumma innii a’uudzu bi-ridlaaka min sakhathika, wa bi-mu’aafaatika min ‘uquubatika, wa a’uudzu bika min-ka laa uhshii tsanaa-an ‘alaika, anta kamaa atsnaita ‘alaa nafsika’

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dengan keridlaan-Mu dari kemurkaan- Mu, dengan maaf-Mu dari siksa-Mu, dan aku berlindung dengan-Mu dari-Mu. Aku tidak bisa menghitung pujian kepada-Mu sebagaimana Engkau telah memuji diri-Mu sendiri” (HR. Abu Dawud, al-Nasi, dan Ahmad)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon dukungan komentarnya ya